Jakarta, CoreNews.id – Realisasi produksi sejumlah komoditas mineral nasional belum mencapai target yang ditetapkan pemerintah untuk tahun 2023.
“Realisasi produksi komoditas mineral sepanjang tahun lalu yang terdiri dari emas, perak, timah, ferronikel dan nickel matte,” kata Plt Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bambang Suswantono dalam Konferensi Pers Capaian 2023 dan Rencana Kerja 2024, Selasa (16/1/2024).
Emas realisasinya sebesar 83 ton dari target tahun 2023 sebesar 106 ton. Tidak hanya belum mencapai target, produksi emas pada tahun 2023 yang sebesar 83 ton juga merosot dari realisasi tahun 2022 yang sebesar 105,4 ton.
Realisasi produksi perak pada tahun 2023 mencapai 348,6 ton atau setara 71,28% dari target yang ditetapkan sebesar 489 ton. Capaian tahun lalu juga lebih rendah ketimbang realisasi produksi 2022 yang sebesar 443,9 ton.
Sementara itu, produksi timah pada 2023 mencapai 67.600 ton atau setara 96,57% dari target sebanyak 70.000 ton. Produksi timah pada 2023 tumbuh ketimbang capaian tahun 2022 yang sebesar 56.100 ton.
Untuk produksi ferronikel, sepanjang tahun 2023 mencapai 535.200 ton atau 85,1% dari target sebesar 628.900 ton. Meski belum mencapai target, produksi ferronikel pada 2023 meningkat ketimbang capaian 2022 yang sebesar 516.700 ton.
Adapun, produksi nickel mate pada tahun 2023 tercatat sebesar 71.400 ton atau setara 95,2% dari target sebanyak 75.000 ton. Selain belum mencapai target, produksi nickel matte di 2023 juga lebih rendah ketimbang capaian 2022 yang sebesar 76.000 ton.
Direktur Pembinaan Program Mineral dan Batubara Kementerian ESDM Ing Tri Winarno menyampaikan, penurunan produksi juga terjadi untuk komoditas bauksit.
“Bauksit pada tahun 2022 kita memproduksi 27,5 juta ton. Kemudian ada pelarangan (ekspor) tahun 2023, kita perkirakan input smelter yang terpasang itu 13,5 juta ton,” tutup Tri.