Jakarta, Corenews.id – Madani Solusi Internasional (MSI) dan Tim Juri TOP BUMD hari ini melaksanakan Meeting Sharing Bisnis Berkelanjutan bersama Perumda Air Minum Tirta Makmur Sukoharjo, (21/8/2024). Hadir dalam Meeting Sharing tersebut, Direktur Utama PT Madani Solusi Internasional M. Lutfi Handayani, Tim Juri TOP BUMD dan Kepala Devisi Keuangan Perumda Air Minum Tirta Makmur Sukoharjo Supono berserta seluruh Kabag PDAM Kabupaten Sukoharjo.
Hadir sebagai narasumber diantaranya adalah As’ad Nugroho, S.E.,M.M., CGRCOP., Subramaniam Anbanathan MBA, S.Si., GRCP, QRGP, CERG, CGRCOP, CGP, QRMP, CQM., dan Dr. Melani K. Hariman.

Dalam Meeting Sharing tersebut, As’ad Nugroho membawakan tema Seputar ESG dan Sustainability. Menurut As’ad Nugroho, investor kini menjadikan ESG sebagai pertimbangan utama dalam pengambilan keputusan dan implementasi investasi. Hal dilakukan karena mereka ingin mendapatkan sustainibility dimana indikatornya ada 3. Profit, People, dan Planet.
“ESG dapat dikatakan sebagai beyond CSR karena tidak hanya mengelola dampak lingkungan dan sosial semata, namun lebih dari itu yaitu memitigasi risiko terhadap lingkungan, sosial dan tata kelola yang ada”, katanya.
Sementara itu, S. Anbanathan dicatat membawa tema Risk Based Thinking (RBT). Menurut S. Anbanathan, mengelola resiko bukan berarti mengikuti prosedur penanganan peraturan risiko dari pihak A, B, atau C, tapi membangun budaya risiko.

“Risiko itu beda dengan problem. Risiko berarti akan menyikapi ketidakpastian di masa depan. Karena itu risiko bisa diukur. Problem berarti masalah yang terjadi karena adanya pengabaian penyelesaian”, kata Anbanathan.
Karena itu menurut Anbanathan kembali, kalau tidak bisa mengukur risiko maka sulit untuk bisa mengelola apalagi untuk bisa meningkatkan.

Di tempat yang sama, Melani K. Hariman mengangkat tema Simulasi CSV untuk Implementasinya ESGRC. Menurut Melani, sebuah usaha pasti memutuskan aset apa yang diperlukan untuk menjalankan perusahaan itu. Aset tersebut biasanya tidak bisa dinikmati hasilnya segera. Karena itu perlu manajemen risiko atas aset usaha tersebut agar tidak terjadi pembengkakan beban biaya yang ada yang menyebabkan kerugian atas aset yang dijalankan.
“Perlu penyelarasan dan organisasi yang baik dalam mengelola aset yang dijalankan melalui manajemen risiko agar tidak terjadi kerugian”, kata Melani.*