CoreNews.id, Jakarta – Yusmiati, teman SMA Sudirman yang telah ditetapkan sebagai tersangka kekerasan seksual sekaligus pimpinan panti asuhan di Tangerang, mengatakan ide mendirikan panti asuhan tercetus setelah Sudirman mengadakan pengajian di kampungnya puluhan tahun silam.
“Saat lulus SMA, Sudirman kesulitan mencari pekerjaan sehingga memutuskan ingin “ngajar ngaji saja,” kata Yusmiati.
Ide itu disambut positif dan didukung teman-teman Sudirman.
Setelah berjalan, peserta pengajian disebut terus bertambah.
Banyak orang, kata Yusmiati, pun percaya pada Sudirman sehingga menitipkan anak-anak untuk diasuhnya.
“Ternyata makin banyak [yang mengirimkan anak-anak untuk diasuh]. Di situlah terbentuk panti asuhan,” kata Yusmiati pada Senin (07/10).
Karena merasa apa yang dilakukan Sudirman baik, teman-teman terus mendukung, termasuk mendonasikan uang untuk pembangunan panti asuhan itu.
“Saya sama teman-teman juga inisiatif menggerakkan, ‘ayo kita bangun’,” kata Tati Herawati, teman Sudirman lainnya.
Bersama Yusmiati dan Dean Desvi, Herawati lantas menjadi donatur dan orang tua asuh di panti asuhan tersebut.
Anto, warga sekitar panti yang kini berusia 44 tahun, mengaku sempat mengikuti pengajian yang diadakan Sudirman saat masih SMA, kira-kira pada 1997.
Saat itu, kata Anto, ada ustaz yang diundang ke pengajian sehingga sejumlah warga tertarik ikut serta.
Pada masa itu, Anto mengeklaim sejumlah warga sekitar telah menyadari perilaku “menyimpang” Sudirman.
Anak-anak kecil kerap “dipegang-pegang” oleh Sudirman, klaim Anto, meski tak sampai terjadi pemaksaan hubungan intim.
Namun, Anto menyebut Sudirman “royal”, kerap memberikan uang, beras, atau sayuran kepada warga sekitar.
“Enggak sedikit juga orang sini yang dapat [bantuan] dari dia. Kehidupannya dibantu,” kata Anto.
Karena itu, menurut Anto, tingkah laku Sudirman yang kerap menyentuh anak kecil itu jadi semacam rahasia umum.
“Kadang kalau tarawih, dia [Sudirman] yang jadi imam, saya salat lagi. Berasa enggak sah,” kata Anto.
Namun, Anto menegaskan ia dan warga lain tidak tahu bila apa yang terjadi di panti ternyata begitu parah.
Selama ini, ia tidak tahu bagaimana kegiatan sehari-hari di panti. Apalagi bangunannya dikelilingi pagar tinggi yang selalu tertutup rapat.
Anto tidak menyangka anak-anak di panti menjadi korban kekerasan seksual selama bertahun-tahun.
“Kita sudah tahu dia kayak begitu [berbeda], tapi enggak ada pemikiran dia mau [melakukan kekerasan seksual],” kata Anto.
Selain Sudirman, dua pengurus panti bernama Yusuf Bachtiar dan Yandi Supriyadi juga ditetapkan menjadi tersangka oleh polisi.
Desvi selaku pendamping korban, yakin Yusuf dan Yandi awalnya adalah mantan korban Sudirman.
Menurut Anto, orang tua Yusuf sengaja menitipkan Yusuf ke Sudirman di panti agar anaknya bisa “menimba ilmu”.
Anto membuat klaim bahwa Sudirman lihai mengambil hati orang-orang sehingga banyak yang menjadi donatur panti.
Anto bilang dulu ia dan anak-anak lain sempat dimanfaatkan untuk mencari donatur.
“Kita dibawa [ketemu donatur]. Saya dibilang anak yatim. Kan kurang ajar,” kata Anto.
“Padahal, kita-kita ini masih ada bapak, masih ada emak.
Desvi mengatakan ia dan para donatur lain tertipu karena “performance” Sudirman begitu “rapi, manis, agamais”.
“Warga setempat bilang dia baik, suka sedekah, berbagi di mana-mana,” kata Desvi, yang juga dikenal sebagai aktris sinetron.
“Di depan saya juga keseringan lidahnya berzikir.”
Atas alasan itu, Desvi kerap mengenalkan Sudirman ke teman-temannya sesama selebritas di dunia hiburan, yang kemudian ikut memberikan donasi bagi panti asuhan yang dikelola pelaku.
Semua baru terkuak pada Mei lalu, setelah salah satu korban yang telah keluar dari panti mengadu pada Desvi bahwa ia telah menjadi korban kekerasan seksual.
Mulanya, Desvi tidak percaya. Apalagi, Sudirman adalah temannya sejak SMP yang dilihat selalu berperilaku baik.
Desvi kemudian berkoordinasi dengan Yusmiati dan Tati, yang mengeklaim mereka juga mendengar cerita serupa.
Ketiganya segera mengumpulkan informasi dan menemukan ada banyak anak lain yang mengaku telah menjadi korban kekerasan seksual sejak awal panti berdiri.
“Panti ini sudah berdiri [nyaris] 20 tahun. Itu yang saya merasa bodoh, saya merasa kecolongan. Padahal saya tiap bulan ketemu mereka, setiap ada acara Muharam, Ramadan,” kata Desvi.
“Saya merasa berdosa sama anak-anak ini. Makanya saya berjuang untuk membela mereka.”
Pada awal Juli, setelah diyakinkan Desvi, seorang korban melaporkan kasus ini ke Polres Metro Tangerang Kota, yang kemudian menetapkan tiga tersangka: Sudirman, Yusuf, dan Yandi.
Sudirman dan Yusuf telah ditangkap polisi, sementara Yandi kini masih dalam pengejaran.