Jakarta, CoreNews.id — Berdasarkan laporan The Rakyat Post, Starbucks telah menutup sementara 50 dari 408 gerainya di seluruh negeri. Perusahaan Berjaya Food yang menjalankan jaringan kedai kopi Amerika yang populer di Malaysia dalam laporannya yang diterbitkan pada akhir Agustus, dicatat mengalami kerugian bersih sebesar 38,2 juta ringgit Malaysia atau sekitar Rp 136 miliar selama tiga bulan yang berakhir pada Juni 2024, dengan penjualan turun lebih dari setengahnya. Selain itu, perusahaan menanggung kerugian bersih 20,5 juta dolar AS sepanjang tahun yang berakhir pada Juni.
Meskipun menilai ada kaitan antara kerugian tersebut dan konflik di Timur Tengah, Berjaya Food mengatakan hanya menutup beberapa toko dan sebagian besar lokasi yang diduga ditutup hanya ditutup sementara. Berjaya Food menyampaikan keputusan tersebut merupakan bagian dari penilaian yang sedang berlangsung untuk memangkas biaya.
Starbucks secara resmi sesungguhnya tidak dimasukkan dalam daftar hitam oleh Boikot, Divestasi, Sanksi (BDS) Malaysia. Menurut analis dari Maybank Investment Bank, merek tersebut mungkin kehilangan daya tariknya secara permanen. Mereka memproyeksikan Berjaya Food Berhad (BFood), pemegang lisensi lokal Starbucks Malaysia, akan mengalami kerugian hingga 14,5 juta dolar AS pada akhir tahun.*