Jakarta, CoreNews.id – Kekuasaan Presiden Bashar al-Assad di Suriah telah berakhir. Pemberontak berhasil menguasai merebut Ibu Kota Damaskus Minggu (8/12/2024).
Mengutip pemberitaan media internasional, dua perwira senior Suriah melaporkan bahwa Assad meninggalkan ibu kota menggunakan pesawat menuju lokasi yang tidak diketahui.
Di pusat kota Damaskus, warga merayakan jatuhnya pemerintahan Assad, dengan penghancuran poster-poster presiden dan patung mendiang ayahnya, Hafez al-Assad.
Komandan pemberontak Hassan Abdul Ghani menyatakan operasi pembebasan pedesaan Damaskus sedang berlangsung dan pasukan pemberontak kini fokus mengonsolidasikan kendali penuh atas ibu kota.
Kejatuhan Assad memicu kekhawatiran ketidakstabilan lebih lanjut di kawasan.
Dalam pernyataan bersama, Qatar, Arab Saudi, Mesir, Iran, Turkiye, dan Rusia menyerukan solusi politik untuk mencegah eskalasi lebih lanjut.
Perang saudara Suriah, yang dimulai pada 2011, telah melibatkan kekuatan asing, memunculkan kelompok jihad, dan menyebabkan krisis pengungsi besar-besaran.
Kelompok pemberontak terkuat, Hayat Tahrir al-Sham (HTS), yang sebelumnya berafiliasi dengan Al Qaeda, kini memegang kendali atas sebagian besar wilayah strategis.