Jakarta, CoreNews.id — Potensi kebangkrutan de facto pemerintah AS terus meningkat jika tidak segera mengendalikan utang yang ada. Terlebih setelah pemerintah AS baru-baru ini mencatatkan utang federal bruto yang melampaui angka US$36 triliun pada November.
Hal ini disampaikan Elon Musk sebagai tim baru yang dibentuk oleh Presiden terpilih Donald Trump. Musk bahkan secara aktif menggunakan platform media sosialnya untuk membahas krisis utang ini, termasuk menyerukan warga AS untuk menekan perwakilan mereka di Kongres agar tidak meloloskan undang-undang pengeluaran baru yang dianggap tidak perlu.
Sebagai bagian dari upaya restrukturisasi, Musk kemudian dicatat akan memimpin Departemen Efisiensi Pemerintah (Department of Government Efficiency, DOGE) bersama pengusaha dan miliarder Vivek Ramaswamy. Departemen ini dirancang untuk memangkas pengeluaran federal dengan target awal penghematan tahunan setidaknya US$250 miliar selama pemerintahan Trump. Musk bahkan menyerukan warga AS untuk menolak proposal pengeluaran baru, dan menilai bahwa pemerintah perlu fokus pada efisiensi dan pengendalian utang daripada memperbesar anggaran.*