CoreNews.id, Jakarta – Seorang pejabat Inggris mengatakan sekitar 20 negara tertarik untuk bergabung dalam “koalisi sukarela” guna membantu Ukraina, menurut pejabat Inggris. Negara-negara ini sebagian besar berasal dari Eropa dan Persemakmuran, tetapi tidak semuanya akan mengirim pasukan.
Rencana ini dipimpin oleh Inggris dan Prancis serta disampaikan oleh Perdana Menteri Keir Starmer dalam pertemuan 18 pemimpin Eropa dan Kanada. Tujuan utama koalisi ini adalah menegakkan gencatan senjata dalam perang Rusia-Ukraina, dikutip dari BBC News, Jumat (7/3/2025).
PM Starmer menegaskan bahwa sangat penting bagi Ukraina untuk berada dalam posisi yang kuat jika ada kesepakatan damai. Ia juga menekankan bahwa rencana pertahanan harus dikoordinasikan dengan Amerika Serikat dan mitra Eropa. Pejabat Inggris menyatakan meskipun rencana ini masih dalam tahap awal, minat negara-negara lain bergabung dianggap sebagai langkah positif. Inggris dan Prancis telah mengusulkan gencatan senjata selama satu bulan di udara, laut, dan infrastruktur energi, tetapi Rusia menolaknya.
Inggris mengumumkan kesepakatan rudal senilai 1,6 miliar pound (Rp33,6 triliun) bagian dari dukungannya untuk Ukraina. Selain itu, Inggris juga menandatangani perjanjian dengan perusahaan keamanan Anduril untuk menyediakan drone serangan canggih bagi Ukraina.
Inggris juga menyetujui kesepakatan keamanan senilai hampir 30 juta pound (Rp631 miliar). Kesepakatan ini mencakup sistem Altius 600m dan 700m untuk memantau serta menyerang target di Laut Hitam.