Jakarta, CoreNews.id – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) terus mendorong kemajuan industri film Indonesia. Salah satunya melalui upaya memperluas distribusi film nasional ke pasar domestik dan internasional.
Hal ini disampaikan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Teuku Riefky Harsya, usai menghadiri acara nonton bareng (nobar) film Qodrat 2 pada Jumat (11/4). Ia turut mengapresiasi capaian film horor tersebut yang berhasil menembus lebih dari 1,7 juta penonton hanya dalam 10 hari penayangan.
“Kami mendorong lebih banyak kolaborasi antara produser, sineas muda, dan platform digital untuk memperluas jangkauan film Indonesia,” ujar Menparekraf Riefky dalam keterangan pers.
Qodrat 2: Bukti Kekuatan Film Horor Indonesia
Film Qodrat 2 menjadi salah satu judul unggulan dalam deretan film nasional yang tayang serentak selama libur Lebaran. Film ini dirilis di lebih dari 1.700 layar bioskop di Indonesia dan juga akan ditayangkan di lebih dari 9 negara lainnya.
Genre horor kembali menunjukkan dominasinya di kancah perfilman nasional. Data Kemenparekraf menyebutkan, film horor mencatatkan preferensi tertinggi dari penonton Indonesia dengan pangsa 40,2% di 2023 dan 42% di awal 2024.
Keberhasilan film Qodrat 2 turut melengkapi capaian film-film Indonesia lainnya yang juga tayang saat Lebaran 2025, dengan total penonton mencapai lebih dari 5 juta orang.
“Ini merupakan sinyal positif bagi pertumbuhan industri kreatif, khususnya sektor film,” tambah Menparekraf Riefky.
Dorongan untuk Kolaborasi dan Inovasi
Kemenparekraf juga memberikan apresiasi kepada para sineas yang terus berinovasi, baik dari sisi visual maupun naratif. Pemerintah berharap karya-karya film Indonesia semakin merepresentasikan keragaman budaya dan perspektif lokal, serta mampu bersaing di pasar global.
“Industri film harus tumbuh secara inklusif, berkelanjutan, dan tetap relevan dengan selera pasar internasional,” ujar Menparekraf.
Produser Qodrat 2, Linda Gozali, menyampaikan rasa terima kasih atas dukungan pemerintah. Menurutnya, film ini merupakan hasil kolaborasi antara kreativitas dan potensi ekonomi yang sangat besar.
Acara nobar ini juga dihadiri oleh Deputi Bidang Pengembangan Strategis Ekonomi Kreatif, Cecep Rukendi, dan Deputi Bidang Kreativitas Media, Agustini Rahayu.