Jakarta, CoreNews.id – Paus Fransiskus, pemimpin umat Katolik dunia, meninggal dunia pada usia 88 tahun pada Senin pagi (21/4) di Vatikan, Roma.
Paus yang memiliki nama asli Jorge Mario Bergoglio ini wafat setelah kondisi kesehatannya memburuk dalam beberapa bulan terakhir dan sempat menjalani perawatan di rumah sakit.
Menurut sertifikat kematian yang dirilis oleh Vatikan, penyebab kematian Paus Fransiskus adalah serangan stroke.
Serangan itu datang secara mendadak dan menyebabkan beliau mengalami koma, yang kemudian berujung pada gagal jantung yang tidak dapat dipulihkan.
Selain kabar duka, Vatikan juga merilis surat wasiat Paus Fransiskus yang ditulis pada Juni 2022. Surat tersebut dipublikasikan melalui situs resmi Vatikan pada Senin malam (21/4).
Berikut isi lengkapnya:
Dalam Nama Tritunggal Mahakudus. Amin
Ketika aku merasakan senja kehidupan duniawiku semakin mendekat, dan dengan harapan teguh akan kehidupan kekal, aku ingin menyampaikan wasiat terakhirku–khususnya mengenai tempat peristirahatan terakhirku.
Sepanjang hidupku, dan selama pelayananku sebagai imam dan uskup, aku selalu menyerahkan diriku kepada Bunda Tuhan kita, Santa Perawan Maria yang Terberkati. Karena itu, aku memohon agar jenazahku beristirahat–sambil menanti Hari Kebangkitan–di Basilika Kepausan Santa Maria Maggiore.
Aku ingin perjalanan akhirku di dunia ini berakhir di tempat suci Maria yang kuno ini, tempat di mana aku selalu berhenti untuk berdoa setiap kali memulai dan mengakhiri Perjalanan Apostolik, dengan penuh keyakinan menyerahkan niat-niatku kepada Bunda Tak Bernoda, dan mengucap syukur atas kasih sayangnya yang lembut dan keibuannya yang penuh perhatian.
Aku memohon agar makamku dipersiapkan di relung pemakaman yang terletak di lorong samping, antara Kapel Paulus (Kapel Salus Populi Romani) dan Kapel Sforza dalam Basilika ini, sesuai dengan rencana yang terlampir.
Makam tersebut hendaknya berada di tanah; sederhana, tanpa ornamen khusus, hanya memuat tulisan: Franciscus.
Biaya persiapan makam akan ditanggung oleh seorang dermawan, yang telah aku atur agar dananya disalurkan ke Basilika Kepausan Santa Maria Maggiore. Aku telah memberikan instruksi yang diperlukan terkait hal ini kepada Kardinal Rolandas Makrickas, Komisaris Luar Biasa Basilika Liberia.
Semoga Tuhan menganugerahkan balasan yang layak bagi semua yang telah mengasihiku dan yang terus mendoakanku. Segala penderitaan yang mewarnai bagian akhir hidupku ini, aku persembahkan kepada Tuhan–demi perdamaian dunia dan persaudaraan antarmanusia.
Santa Marta, 29 Juni 2022.