Jakarta, CoreNews.id — PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) membukukan laba bersih konsolidasi sebesar Rp 13,80 triliun pada Triwulan I 2025. Asset juga dicatat sebesar Rp 2.098,23 triliun atau tumbuh 5,49 persen secara year on year (yoy). Untuk penyaluran kredit, dicatat sebesar Rp 1.373,66 triliun atau tumbuh 4,97 persen yoy. Penyaluran kredit BRI tersebut masih didominasi oleh segmen UMKM dengan porsi mencapai 81,97 persen dari total kredit BRI, atau dengan nominal sebesar Rp 1.126,02 triliun.
Hal ini disampaikan Direktur Utama BRI Hery Gunardi di Jakarta (30/4/2025). Menurut Hery, BRI juga memiliki customer base yang besar di mana hingga akhir Maret 2025 terdapat lebih dari 221 juta rekening simpanan serta 211 ribu user QLola di segmen korporasi. Customer base ini menjadi ekosistem besar yang menjadi kekuatan strategis BRI ke depan.
Adapun beberapa kinerja positif lain yang dibukukan BRI, diantaranya adalah sebagai berikut. Rasio Non-Performing Loan (NPL) BRI membaik dari 3,11 persen di akhir Triwulan I 2024 menjadi 2,97 persen di akhir Triwulan I 2025. Rasio Loan at Risk (LAR) juga membaik, dari semula 12,68 persen di akhir Triwulan I 2024 menjadi 11,12 persen di akhir Triwulan I 2025.
Di samping itu, BRI mampu menghimpun Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar Rp1.421,60 triliun. Dana murah (CASA) mendominasi penghimpunan DPK BRI dengan proporsi mencapai 65,77 persen atau setara dengan Rp 934,95 triliun. Terakhir, Loan to Deposit Ratio (LDR) Bank berada di level 86,03 persen dengan rasio kecukupan modal atau Capital Adequacy Ratio (CAR) sebesar 24,03 persen. Posisi Capital Adequacy Ratio (CAR) BRI tersebut, jauh di atas ketentuan batas minimal CAR yang dipersyaratkan.*