Jakarta, CoreNews.id – Ketua Umum PBNU, KH Yahya Cholil Staquf, angkat bicara terkait polemik keterlibatan Ketua PBNU KH Ahmad Fahrur Rozi (Gus Fahrur) sebagai komisaris di PT Gag Nikel, perusahaan tambang nikel yang beroperasi di Raja Ampat.
Ia menegaskan bahwa jabatan tersebut adalah urusan pribadi, bukan bagian dari tugas kelembagaan NU.
“Saya ini Ketua Umum PBNU, saya juga kiai pesantren dan sebagainya. Pak Ulil Abshar juga pengurus PBNU. Dia juga punya warung di rumah. Jadi pengurus PBNU ini bisa macam-macam. Jadi jangan heran ada pengurus PBNU ada yang jadi businessman, dan urusan bisnis dia itu bukan urusan PBNU,” kata Gus Yahya di lobi Gedung PBNU, Jalan Kramat Raya 164, Salemba, Jakarta Pusat, Jumat (13/6/2025).
Ia menegaskan bahwa PBNU selama ini tidak pernah mengeluarkan surat rekomendasi kepada pengurusnya untuk menduduki jabatan di instansi manapun, baik di sektor swasta maupun pemerintahan. Menurutnya, kiprah pribadi masing-masing pengurus tidak berkaitan dengan posisi mereka di organisasi.
“Sampeyan bisa cari itu (rekomendasi) ke kesekretariatan, tidak ada satu pun surat rekomendasi PBNU untuk jabatan apa pun di mana pun,” lanjutnya.
Tambah, pemerintah mencabut empat Izin Usaha Pertambangan (IUP) di Raja Ampat, Papua Barat Daya, untuk menjaga kelestarian lingkungan dan kawasan konservasi. PT Gag Nikel tidak termasuk dalam pencabutan ini, meski salah satu komisarisnya adalah Ketua PBNU Gus Fahrur asal Malang.