Flores Timur, CoreNews.id — Hujan abu, pasir, dan batu kerikil terus terjadi di sejumlah wilayah Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, usai erupsi eksplosif Gunung Lewotobi Laki-laki. Hujan pasir terpantau di sejumlah wilayah permukiman yang sebenarnya berada di luar radius kawasan rawan bencana (KRB), seperti Desa Boru, Desa Hewa, dan Desa Watobuku.
Hal ini disampaikan Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari di Jakarta, Selasa (17/6/2025) malam. Menurut Abdul Muhari kembali, sekalipun intensitas erupsi tergolong tinggi, namun hingga laporan ini diturunkan belum terdapat informasi resmi mengenai korban atau kerusakan dari pemerintah desa sekitar. BPBD Flores Timur juga belum menerima laporan adanya warga terdampak dari para kepala desa.
Berdasarkan laporan Badan Geologi Kementerian ESDM aktivitas erupsi masih terjadi setidaknya sampai dengan pukul 19.37 Wita. Meskipun kolom abu tak lagi teramati, tapi aktivitas gempa di seismogram mencatat amplitudo maksimum 47,3 mm dengan durasi gempa bertambah menjadi sekitar 8 menit 22 detik.*