Jakarta, CoreNews.id – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengumumkan serangan bom terhadap tiga fasilitas nuklir Iran—Fordow, Natanz, dan Isfahan—sebagai dukungan militer AS untuk Israel. Serangan pada Minggu, 22/06/2025 ini memicu kekhawatiran eskalasi konflik di Timur Tengah dan mengingatkan pada invasi AS ke Irak tahun 2003.
Lokasi yang Dibom AS
AS menggunakan bom “bunker buster” dan pesawat tempur B-2 Spirit untuk menghancurkan tiga situs nuklir utama Iran:
- Fordow – Fasilitas pengayaan uranium bawah tanah yang terletak di pegunungan dekat Qom.
- Natanz – Kompleks pengayaan uranium terbesar Iran, pernah diserang Israel pada 13 Juni.
- Isfahan – Pusat penelitian nuklir dengan pabrik bahan bakar uranium.
Trump menyatakan serangan ini “sukses spektakuler” dan mengklaim kapasitas nuklir Iran hancur total. Namun, klaim ini belum diverifikasi independen.
Senjata yang Digunakan AS
- Bom GBU-57 (MOP) – Bobot 13.000 kg, mampu menembus bunker sedalam 60 meter.
- Pesawat B-2 Spirit – Pesawat siluman yang membawa dua bom sekaligus.
- Rudal jelajah dari kapal selam – Digunakan untuk serangan di Natanz dan Isfahan.
Ini adalah kali pertama AS menggunakan bom MOP dalam pertempuran.
Reaksi Iran
- Tidak Ada Kontaminasi Radiasi – Otoritas nuklir Iran menyatakan tidak ada kebocoran radiasi di tiga lokasi serangan.
- Ancam Balas Dendam – Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi mengecam AS sebagai “pelanggar hukum internasional” dan menyatakan Iran berhak membela diri.
- Ancam Keluar dari Perjanjian Non-Proliferasi Nuklir (NPT) – Parlemen Iran mempertimbangkan langkah ini setelah serangan AS.
Dampak Global
- Sekjen PBB Antonio Guterres memperingatkan risiko eskalasi yang bisa memicu perang lebih besar.
- AS Berisiko Terjebak Perang Panjang – Analis memprediksi Iran akan lanjutkan program nuklir secara rahasia dan mungkin serang balik pasukan AS di Timur Tengah.
Apa Selanjutnya?
- Iran bisa serang pangkalan AS di Irak atau blokir Selat Hormuz, yang akan ganggu pasokan minyak global.
- Israel dan AS bersiap menghadapi serangan balasan.
Sumber: Al Jazeera