Jakarta, CoreNews.id –Iran menegaskan bahwa serangan Amerika Serikat terhadap fasilitas nuklirnya tidak akan menghentikan program pengayaan uranium mereka. Hal ini disampaikan oleh Ali Shamkhani, penasihat utama Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei, melalui media sosial pada Minggu (22/6/2025).
“Meskipun situs nuklir dihancurkan, permainan belum berakhir. Bahan (uranium) yang telah diperkaya, para ahli di dalam negeri, dan kemauan politik masih ada,” tegas Shamkhani, menandai bahwa Iran masih memiliki kekuatan nuklir yang tersisa dan sedang menyusun strategi balasan yang cerdas.
Ia juga memperingatkan bahwa Iran belum menunjukkan seluruh kapasitasnya dalam merespons serangan tersebut. “Kejutan akan terus berlanjut!” ujarnya, menegaskan bahwa Iran tidak akan terpancing untuk membalas secara sembrono, melainkan menunggu momentum strategis.
Pernyataan ini muncul setelah AS melancarkan serangan terhadap situs nuklir Iran pada Minggu dini hari, sebuah langkah yang menuai kecaman global dan meningkatkan kekhawatiran akan eskalasi konflik di Timur Tengah. Presiden AS Donald Trump secara langsung mengumumkan serangan tersebut dan menyatakan.
“Iran, si pembuat onar di Timur Tengah, kini harus memilih jalan damai. Fasilitas pengayaan nuklir utama mereka telah dihancurkan total,” ujar Trump.
Menanggapi hal ini, Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, mengecam keras tindakan AS dan menyebutnya sebagai pelanggaran serius terhadap hukum internasional.
“Peristiwa pagi ini adalah tindakan kriminal yang melanggar hukum dan akan membawa konsekuensi abadi,” tulis Araghchi melalui media sosial. Ia menambahkan bahwa AS dan Israel telah melewati “garis merah besar”.
Sebagai respons diplomatik, Araghchi mengumumkan bahwa dirinya akan segera melakukan kunjungan ke Moskow untuk bertemu Presiden Rusia, Vladimir Putin, dalam upaya memperkuat posisi Iran di kancah internasional.
Ketegangan antara Iran dan AS meningkat di tengah konflik regional yang kian memanas, terutama setelah hubungan antara Israel dan Iran memburuk dalam beberapa pekan terakhir. Serangan ini pun menimbulkan kekhawatiran baru akan potensi perang terbuka yang dapat mengguncang stabilitas kawasan Timur Tengah.