Jakarta, CoreNews.id – Pemerintah Indonesia menawarkan mineral kritis dan kerja sama proyek Danantara kepada Amerika Serikat demi terbebas dari kebijakan tarif impor tinggi sebesar 32 persen yang diterapkan Presiden Donald Trump.
“Indonesia menawarkan ke AS, critical mineral, untuk AS bersama Danantara melakukan investasi di dalam ekosistem critical mineral,” jelas Menko Perekonomian Airlangga Hartarto usai Konferensi Pers Deregulasi di Kementerian Perdagangan, Jakarta, Senin (30/6/2025).
Airlangga menegaskan Indonesia juga akan mengambil sebagian kebutuhan energi dan pertanian dari AS. Proyek mineral kritis yang ditawarkan merupakan brownfield project, yaitu pengembangan dari proyek yang sudah ada, bukan pembangunan baru.
“Karena ke depan critical mineral kan untuk industri ekosistem elektronik, industri peralatan militer, dan juga angkasa luar semuanya butuh cable. Semuanya butuh copper (tembaga), kita sudah punya copper catode, dan itu ada Amerika-nya di dalam,” jelas Airlangga.
Tawaran Indonesia juga mencakup pengembangan ekosistem kendaraan listrik (EV) yang membutuhkan nikel dan komponen lain. “Nah, EV ecosystem itu terkait dengan nikel dan yang lain. Dan ini bagi Amerika ini cukup menarik, tawaran Indonesia ini cukup menarik,” klaim Airlangga.
Airlangga belum mau membeberkan proyek spesifik karena terikat non-disclosure agreement dengan pihak AS. Tarif resiprokal sebesar 32 persen yang diberlakukan AS sebenarnya sudah ditunda selama 90 hari sejak 9 April 2025. Batas akhir penundaan jatuh pada 8 atau 9 Juli 2025.
“Kalau Amerika menyatakan (deadline) 9 Juli (2025), tapi beda 8 (Juli 2025) sama 9 (Juli 2025) kan beda-beda tipis. Pemerintah sudah terus berkomunikasi, baik secara tertulis (maupun langsung). Jadi, kita sudah memberikan Indonesia punya second offer dan ini sudah diterima oleh AS. Kita sudah bicara juga dengan USTR, Secretary of Commerce, dan Secretary of Treasury,” bebernya.
“Jadi, tentu tim negosiasi Indonesia standby di Washington. Jadi, kalau ada perubahan, ada hal detail lagi yang masih memerlukan klarifikasi atau apa, kita bisa segera merespons,” tandas Airlangga.