Jakarta, CoreNews.id – Kementerian ESDM mencatat ekspor batu bara Indonesia mencapai 238 juta ton dari total produksi 357,60 juta ton hingga akhir Juni 2025. Sisanya, 104,6 juta ton dialokasikan untuk kebutuhan dalam negeri (Domestic Market Obligation/DMO).
“Produksi sudah 357,6 juta ton. DMO 104,6 juta, ekspor 238 juta ton,” ujar Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (11/8/2025).
Pemerintah menargetkan produksi batu bara 2025 sebesar 739,67 juta ton, dengan 239,7 juta ton untuk DMO. Semester I 2025, realisasi produksi sudah 48,34 persen dari target.
Bahlil menyebut total batu bara yang diperdagangkan di dunia sekitar 1,3 miliar ton, dan Indonesia menyumbang hingga 650 juta ton. “Indonesia melakukan ekspor berdasarkan data 2024 ke bawah, itu 600 juta sampai 650 juta ton,” jelasnya.
Ia menegaskan batu bara RI berkontribusi 45 persen terhadap listrik dunia. Namun, penurunan harga global menjadi tantangan besar.
“Sekarang begitu harga turun kita gak bisa bikin apa-apa karena ini bicara permintaannya sedikit, kita produksinya banyak… kita akan revisi RKAB tanpa pandang bulu supaya menjaga stabilitas,” pungkasnya.