Jakarta, CoreNews.id – Hubungan Amerika Serikat dan China lagi-lagi panas, nih. Presiden AS Donald Trump baru aja ngumumin kalau dia batal ketemu Presiden China, Xi Jinping, dan bahkan ngancam bakal naikin tarif besar-besaran buat barang impor dari China.
Awalnya, mereka dijadwalkan buat ketemu di Korea Selatan tiga minggu lagi. Tapi tiba-tiba Trump ngomong di Truth Social kalau “nggak ada gunanya ketemu Xi,” padahal dia sendiri yang sempat ngumumin rencana itu. Pemerintah China juga nggak pernah konfirmasi soal jadwal pertemuan itu, jadi ya, makin misterius aja.
Pemicunya? China baru aja memperluas kontrol ekspor logam tanah jarang (rare earths)—bahan penting buat bikin kendaraan listrik, mesin pesawat, sampai radar militer. Langkah ini bikin Trump naik pitam dan menuding Beijing berusaha “nyandera ekonomi global.”
Trump bilang, kalau China terus ngejalanin kebijakan kayak gitu, dia bakal “balas secara finansial.” Bahkan, dia sempat nyindir, “Untuk setiap unsur yang mereka monopoli, kami punya dua pengganti.”
Dampaknya langsung terasa di pasar keuangan. Indeks S&P 500 turun 2%, dolar AS melemah, dan investor buru-buru lari ke aset aman kayak emas dan obligasi pemerintah.
Kalau beneran diterapkan, langkah Trump ini bisa nyalain lagi perang dagang AS-China yang sebelumnya sempat adem. Padahal, kedua negara baru aja coba berdamai lewat perundingan intensif awal tahun ini.
Dengan China yang masih pegang kendali lebih dari 90% produksi global rare earth, drama ekonomi dua raksasa dunia ini sepertinya bakal panjang lagi, deh