Bandung, CoreNews.id — Banyak laporan dari masyarakat terkait keterbatasan akses air bersih di sekitar area pabrik PT Tirta Investama (Aqua) Pabrik Subang. Karena itu perusahaan diminta untuk memastikan bahwa kegiatan operasional tidak mengganggu ketersediaan air bagi warga. Jangan sampai air yang dari sini diangkut dan dijual dengan harga mahal, orang di sekitar gunung tidak mandi karena tidak punya air bersih.
Hal ini disampaikan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi dalam rekaman video kunjungannya. Dalam dialognya pula bersama warga, perwakilan warga menyampaikan bahwa belum ada program penyaluran air bersih yang secara langsung mereka rasakan. Bahkan seorang ketua RW mengeluhkan kondisi kekeringan yang dialami sehari-hari dan tidak ada bantuan yang diberikan oleh perusahaan.
Ternyata, fenomena kekeringan juga dilaporkan terjadi di sejumlah wilayah lain yang menjadi lokasi pabrik Aqua. Laporan kesulitan air datang dari warga di Klaten, Bogor, serta Pasuruan, yang menyebut sumur-sumur mengering saat musim kemarau, sehingga harus membeli air untuk kebutuhan sehari-hari.
Berdasar penelitian yang dilakukan Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) pada 2021, terjadi penurunan debit air irigasi hingga 76 persen di Desa Kepanjen, Klaten, Jawa Tengah, setelah pabrik beroperasi yang berdampak pada meningkatnya biaya produksi pertanian hingga 62 persen.*













