Jakarta, CoreNews.id – Konsumen Indonesia mengadopsi pendekatan lebih bijak dalam berbelanja seiring kekhawatiran akan kenaikan biaya hidup. Namun, optimisme terhadap perekonomian nasional tetap kuat. Hal ini terungkap dalam UOB ASEAN Consumer Sentiment Study (ACSS) 2025.
Indeks Sentimen Konsumen Indonesia tercatat di angka 55, turun dari 58 pada 2024. Penurunan ini merefleksikan kehati-hatian dalam pengeluaran, meski pandangan terhadap kondisi ekonomi saat ini dan masa depan tetap positif.
“Konsumen Indonesia kini lebih cermat. Mereka menginginkan nilai terbaik, namun tetap ingin menikmati pengalaman hidup yang bermakna,” jelas Cristina Teh Tan, Consumer Banking Director UOB Indonesia, dalam keterangannya, 2/12/2025.
Tren Belanja Bijak Menguat
Studi menunjukkan 59% responden merasa inflasi mengurangi daya beli. Akibatnya, kebiasaan belanja berubah:
- Hampir 50% lebih banyak membeli produk diskon.
- 43% memilih barang multifungsi untuk nilai optimal.
- Kekhawatiran pada komitmen keuangan jangka panjang naik menjadi 48%.
Pengalaman Hidup Tetap Jadi Prioritas
Di balik kehati-hatian, pengeluaran untuk gaya hidup dan pengalaman justru meningkat. Sebanyak 34% konsumen meningkatkan anggaran untuk wisata, kuliner mewah, dan konser pada 2025, naik dari 20% di tahun sebelumnya. Tren ini sangat kuat di kalangan Gen Z, di mana 85% menganggap pengalaman tersebut penting untuk kesejahteraan hidup.
Literasi Keuangan dan Digital Meningkat
Kesadaran finansial masyarakat juga tumbuh:
- 3 dari 4 orang menabung >10% dari penghasilan bulanan.
- Hampir 90% telah memiliki dana darurat.
- Pembayaran digital seperti QRIS, e-wallet, dan mobile banking mendominasi transaksi harian karena kemudahan lacak pengeluaran.
Studi ini menyimpulkan bahwa konsumen Indonesia semakin matang: berbelanja dengan nilai optimal, namun tetap menyisikan anggaran untuk hal-hal yang memperkaya hidup.











