Jakarta, CoreNews.id – Indonesia Insurance Summit (IIS) 2025 hadir kembali sebagai ajang bergengsi yang menghubungkan regulator, pelaku industri, akademisi, dan inovator teknologi, baik dari dalam negeri maupun internasional untuk bersama-sama merancang masa depan industri asuransi.
Ketua Umum Dewan Asuransi Indonesia (DAI), Yulius Bhayangkara mengungkapkan, forum ini dirancang sebagai ruang kolaborasi untuk membentuk masa depan industri asuransi yang lebih adaptif, inklusif, dan berkelanjutan.
“IIS 2025 lahir dari kebutuhan akan transformasi menyeluruh di tengah disrupsi digital, tuntutan keberlanjutan, perlindungan terhadap masyarakat rentan, serta kebutuhan sinkronisasi antara regulasi dan inovasi,” ungkap Yulius saat dikonfirmasi, Jumat (9/5).
Mengusung tema Reimagining the Future of Insurance Innovation for Sustainable Future, Yulius menegaskan empat prioritas utama, yakni mendorong kolaborasi lintas pemangku kepentingan, memperluas penetrasi asuransi kepada masyarakat yang belum terlayani, mempercepat adaptasi regulasi, serta membangun kembali kepercayaan masyarakat terhadap industri.
“IIS 2025 menjadi panggung penting untuk merumuskan solusi nyata secara kolektif,” tegasnya.
Namun, menyatukan berbagai pihak dengan kepentingan dan kecepatan adaptasi yang berbeda menjadi tantangan tersendiri.
“Tantangan terbesar adalah menyatukan berbagai pemangku kepentingan regulator, pelaku industri, hingga startup. Kami mengatasinya dengan pendekatan inklusif dan kurasi konten tematik, sehingga setiap sesi dirancang untuk menjawab kebutuhan konkret setiap kelompok,” bebernya.
Sejumlah tokoh penting nasional dan internasional dijadwalkan hadir sebagai pembicara. Dari regulator nasional, Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar, Ogi Prastomiyono, dan Iwan Pasila akan membawakan arah kebijakan dan penguatan kepercayaan publik. Airlangga Hartarto dan Sri Mulyani juga akan memberikan pandangan strategis dari sisi pemerintah. Tokoh perubahan seperti Dr. Mukhamad Misbakhun dan Ignasius Jonan akan membahas perlunya reformasi sistemik dan kepemimpinan berani di sektor ini.
Tak hanya itu, perwakilan regulator global seperti Korea Life Insurance Association (KLIA) dan Australian Prudential Regulation Authority (APRA) juga dijadwalkan berbagi praktik terbaik dalam pengawasan industri. Tokoh dari Bloomberg, OECD, Grameen Bank Bangladesh, dan CARD MRI Filipina akan membahas tema keberlanjutan, digitalisasi, serta perlindungan bagi kelompok rentan.
“IIS 2025 hadir bukan hanya sebagai forum wacana, tetapi sebagai ruang lahirnya langkah konkret menuju industri yang inklusif, berkelanjutan, dan siap menghadapi masa depan,” tambah Yulius.
Dengan kehadiran IIS 2025, harapan besar pun disematkan. “Kami berharap IIS 2025 menjadi katalis perubahan nyata, mendorong percepatan transformasi digital yang inklusif, melahirkan kemitraan strategis lintas sektor, memperkuat kepercayaan publik, dan membuktikan bahwa asuransi bukan hanya soal proteksi, tapi juga keadilan sosial dan keberlanjutan ekonomi,” pungkasnya.