Jakarta, CoreNews.id – Kabar duka datang dari dunia ekonomi Indonesia. Mantan Staf Khusus Presiden Joko Widodo, Arif Budimanta, meninggal dunia pada Sabtu (6/9/2025) pukul 00.06 WIB.
Kabar wafatnya Arif Budimanta dikonfirmasi oleh Ketua PP Muhammadiyah Bidang Ekonomi dan Bisnis, Muhadjir Effendy, yang juga hadir di rumah duka di Rawamangun, Jakarta Timur.
Arif dikenal luas sebagai ekonom Pancasila yang konsisten memperjuangkan ekonomi kerakyatan. Ia aktif mempublikasikan gagasannya mengenai pembangunan, UMKM, dan ekonomi moneter di berbagai media maupun forum internasional.
Selain pernah menjadi Staf Khusus Presiden Jokowi, Arif juga berkiprah sebagai:
- Wakil Ketua Komite Ekonomi dan Industri Nasional (2016–2019)
- Senior Advisor Menteri Keuangan (2014–2016)
- Tim Ahli Menko PMK (2014–2019)
- Ketua Majelis Ekonomi, Bisnis, dan Pariwisata PP Muhammadiyah
Penjaga Ekonomi Pancasila
Arif Budimanta dikenal sebagai ekonom yang berani mengambil sikap berbeda dengan arus utama kapitalisme. Ia menekankan bahwa ekonomi harus berpihak pada rakyat kecil—petani, nelayan, pengrajin, dan UMKM—bukan semata mengejar angka pertumbuhan.
Dalam berbagai forum, termasuk simposium nasional bersama tokoh-tokoh ekonomi ternama, Arif kerap menegaskan pentingnya negara berpihak pada ekonomi rakyat sesuai amanat konstitusi.
Warisan Pemikiran
Kepergian Arif meninggalkan duka mendalam. Namun, pemikiran dan perjuangannya untuk mewujudkan ekonomi berkeadilan akan terus relevan, terutama di tengah tantangan ketimpangan, globalisasi, dan perubahan iklim.
Arif Budimanta bukan sekadar akademisi atau pejabat negara, tetapi sosok pejuang ekonomi kerakyatan yang meyakini bahwa kesejahteraan rakyat harus menjadi prioritas utama pembangunan.