Jakarta, CoreNews.id – Puluhan ribu orang turun ke jalan di Brussels, ibu kota Belgia, untuk menyatakan dukungan bagi perjuangan Palestina. Aksi pada Minggu (7/9) itu berlangsung beberapa hari setelah Menteri Luar Negeri Belgia menyebut kredibilitas Uni Eropa “kolaps” karena gagal bertindak atas konflik di Gaza.
Polisi memperkirakan jumlah massa mencapai 70.000 orang, sementara penyelenggara menyebut sekitar 120.000 orang ikut serta. Banyak demonstran mengenakan pakaian merah dan membawa kartu merah, simbol seruan untuk tindakan lebih tegas terhadap Israel demi melindungi warga sipil di Gaza.
“Beberapa orang memimpikan runtuhnya Tembok Berlin,” ujar Ismet Gumusboga, seorang petugas keamanan berusia 60 tahun. “Saya memimpikan negara Palestina untuk rakyat Palestina, tempat mereka dapat hidup seperti orang lain.”
Samuele Toppi, mahasiswa berusia 27 tahun, menekankan pentingnya lokasi aksi tersebut. “Saya pikir sangat, sangat penting bagi semua mahasiswa dan orang-orang dari segala usia untuk berunjuk rasa di kota ini,” katanya.
Sementara itu, Gregory Mauze, juru bicara asosiasi Belgia-Palestina ABP, menilai langkah yang ada masih belum cukup. “Menghadapi genosida yang sedang berlangsung, langkah-langkah yang diambil belum memadai,” tegasnya.
Pemerintah Belgia sebelumnya menyatakan akan mengakui Negara Palestina pada Sidang Umum PBB bulan ini, serta menjatuhkan sanksi baru terhadap Israel. Namun, Uni Eropa dinilai gagal mengambil langkah konkret karena perpecahan di antara 27 negara anggotanya.