Jakarta, CoreNews.id – Banjir melanda sejumlah wilayah di Bali setelah hujan deras mengguyur sejak Selasa (9/9) malam. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat banjir terjadi di Kabupaten Jembrana, Gianyar, Tabanan, Klungkung, serta Kota Denpasar. Di Jembrana, banjir menimbulkan dua korban jiwa dan ratusan warga terdampak. Sebagian warga bahkan harus mengungsi ke pos desa maupun musala.
Anggota DPR dapil Bali, I Nengah Senantara, menyoroti banjir yang terjadi akibat pembangunan masif di berbagai titik.
“(Banjir efek) Karena pembangunan yang masif di banyak titik, perubahan alih fungsi di banyak tempat, yang terbaru coba perhatikan Jalan Raya Padang Galak atau Ngurah Rai, Jalan Hangtuah itu semua areanya jalur hijau sekarang kenapa jadi beton semua,” ujarnya, Kamis (11/9/2025).
Menurutnya, tata kelola lingkungan yang buruk memperparah kondisi banjir. “Tata kelola lingkungan yang belum memadai, kesannya masih menunggu masalah baru penanganan, tidak ada prepentive termasuk juga sampah yang belum terkelola dengan baik,” tutur Senantara.
Ia menambahkan, faktor cuaca juga menjadi penyebab utama.
“Memang curah hujannya yang sangat tinggi, 2 hari hujan sangat lebat dengan petir yang mengelegar,” sambungnya.
BNPB melaporkan total ratusan keluarga terdampak banjir di Jembrana, Klungkung, Gianyar, Tabanan, dan Kota Denpasar. Pendataan masih terus berlangsung di wilayah yang terendam.











