Jakarta, CoreNews.id – Teknologi AI memang bikin hidup makin praktis, termasuk dalam urusan traveling. Cukup beberapa klik, itinerary bisa langsung jadi lengkap dengan rekomendasi wisata, kuliner, sampai hotel yang sesuai selera. Tapi, di balik semua kemudahan itu, ternyata banyak wisatawan masih merasa was-was.
Menurut survei terbaru dari Kaspersky, dalam rilis, 14/10/2025, sebanyak 86% wisatawan yang menggunakan AI untuk perencanaan perjalanan khawatir akan keamanan data pribadi mereka. Sebagian besar (48%) bahkan memilih untuk tidak membagikan informasi sensitif seperti ID, alamat, atau detail pembayaran. Hanya 14% yang benar-benar percaya bahwa data mereka aman di tangan AI.
Alasannya cukup masuk akal. Chatbot AI sering kali membantu mencari promo, rekomendasi hotel, dan tiket murah — tapi tak jarang juga bisa jadi pintu masuk ke tautan berbahaya atau phishing. Karena itu, pakar keamanan dari Kaspersky menyarankan pengguna untuk tetap waspada, selalu verifikasi tautan, dan tidak memberikan data pribadi ke chatbot mana pun.
Faktanya, AI sudah jadi “asisten digital” favorit banyak pelancong. Generasi muda (18–34 tahun) paling aktif menggunakannya, tapi juga paling berhati-hati soal privasi. Sementara wisatawan dari Indonesia termasuk yang paling peduli terhadap isu keamanan AI.
Intinya, AI memang bisa bantu kamu traveling lebih efisien, tapi jangan sampai rasa praktis bikin kamu lengah soal keamanan data pribadi. Gunakan AI sebagai asisten, bukan sebagai pengambil keputusan utama!











