Jakarta, CoreNews.id – Menjelang pergantian tahun, masyarakat diimbau untuk mulai menata kembali kondisi keuangan agar lebih sehat dan terarah. Tahun baru dinilai sebagai momentum tepat untuk membangun kebiasaan finansial yang lebih baik, termasuk menyusun perencanaan keuangan jangka pendek maupun jangka panjang.
Faculty Head Sequis Quality Empowerment Sequis Life, Yan Ardhianto Handoyo, mengatakan bahwa perencanaan keuangan sebaiknya menjadi bagian dari resolusi Tahun Baru.
“Membuat perencanaan keuangan akan membantu Anda menyiapkan dana untuk memenuhi kebutuhan saat ini sekaligus menentukan tujuan masa depan beserta strategi pendanaannya,” ujar Yan, dalam keterangannya, 19/12/2025.
Menurutnya, perencanaan keuangan perlu dibuat secara terstruktur dan dimulai dari langkah-langkah sederhana agar dapat dijalankan secara konsisten. Berikut lima tahapan perencanaan keuangan menuju kondisi finansial sehat di tahun 2026.
1. Evaluasi Kondisi Keuangan
Langkah awal adalah mencatat seluruh pemasukan dan pengeluaran, termasuk pengeluaran kecil namun rutin. Contohnya, membeli kopi kekinian setiap hari. Meski terlihat sepele, jika dilakukan terus-menerus nilainya bisa signifikan.
Selain itu, penting untuk mengidentifikasi aset dan liabilitas secara menyeluruh guna mengetahui posisi keuangan saat ini. Evaluasi juga perlu dilakukan terhadap instrumen investasi yang dimiliki, apakah masih relevan dengan tujuan finansial ke depan.
2. Tetapkan Tujuan Keuangan yang Jelas
Setelah mengetahui kondisi keuangan, tentukan tujuan finansial secara spesifik dan terukur. Misalnya, menyiapkan dana Rp100 juta untuk pernikahan atau dana pendidikan Rp10 juta untuk anak masuk sekolah dasar.
Tujuan yang jelas akan memudahkan pengalokasian dana ke instrumen keuangan yang sesuai. Jika memiliki lebih dari satu tujuan, susun prioritas secara detail.
3. Susun Anggaran Keuangan
Menyusun anggaran merupakan langkah penting yang membutuhkan konsistensi. Anggaran membantu mengendalikan pengeluaran agar tetap fokus pada tujuan finansial.
Metode 50/30/20 dapat dijadikan panduan sederhana, yakni pembagian kebutuhan pokok, keinginan, serta tabungan/investasi dan dana darurat. Yan juga mengingatkan agar menghindari utang konsumtif dan memastikan total cicilan tidak melebihi 30% dari penghasilan.
4. Kembangkan Aset dengan Instrumen yang Tepat
Mengandalkan pendapatan saja tidak cukup, mengingat inflasi dan kondisi ekonomi yang terus berubah. Aset perlu dikembangkan melalui instrumen investasi sesuai tujuan finansial dan profil risiko.
Untuk tujuan jangka pendek dan profil risiko konservatif, deposito atau obligasi pemerintah dapat menjadi pilihan. Sementara untuk tujuan jangka panjang dengan profil risiko agresif, reksa dana saham atau saham memiliki potensi pertumbuhan yang lebih tinggi.
5. Lindungi Finansial dengan Asuransi
Risiko selalu ada dalam setiap tahap kehidupan. Karena itu, asuransi berperan penting dalam melindungi kondisi finansial dari hal-hal tak terduga.
Perubahan tahapan hidup seperti rencana menikah atau membeli rumah memerlukan penyesuaian perencanaan keuangan, termasuk alokasi dana proteksi. Yan menyarankan alokasi minimal 10% dari penghasilan untuk perlindungan asuransi.













