Jakarta, CoreNews.id – Transformasi digital yang semakin masif membuat sektor ritel dan e-commerce menjadi salah satu target utama kejahatan siber. Laporan terbaru Kaspersky Security Bulletin (KSB) 2025 menyoroti bagaimana perubahan perilaku belanja—termasuk adopsi AI dan chatbot—berdampak langsung pada meningkatnya risiko keamanan siber, baik bagi konsumen maupun pelaku bisnis.
Memasuki tahun 2026, tren ini diprediksi semakin kompleks, seiring integrasi teknologi cerdas dalam pengalaman belanja online.
Statistik Keamanan Siber Ritel & E-Commerce 2025
Berdasarkan analisis Kaspersky, berikut gambaran ancaman siber yang dihadapi sektor ritel dan e-commerce sepanjang 2025:
- 14,41% pengguna ritel menghadapi ancaman berbasis web
- 22,20% pengguna ritel mengalami ancaman on-device
- 8,25% perusahaan ritel & e-commerce terdampak ransomware
- 152% peningkatan deteksi ransomware pada pengguna B2B dibandingkan 2023
- 6,7 juta serangan phishing menargetkan pembeli online, sistem pembayaran, dan layanan pengiriman
- 50,58% phishing secara khusus menyasar toko online
Data ini menegaskan bahwa sektor ritel digital masih menjadi ladang empuk bagi penyerang siber.
Tinjauan Keamanan Siber Ritel & E-Commerce Tahun 2025
1. Pencurian Data dari Aplikasi yang Terlihat Aman
Berbelanja dan memesan makanan melalui aplikasi seluler telah menjadi rutinitas harian. Namun, tahun 2025 membuktikan bahwa bahkan aplikasi dari toko resmi tidak selalu aman. Kasus pencurian data menunjukkan bahwa kredensial pengguna dan informasi keuangan tetap berisiko dikompromikan.
2. Lonjakan Ransomware di Segmen B2B
Deteksi ransomware di sektor ritel & e-commerce B2B meningkat drastis, didorong oleh dominasi Trojan-Ransom.Win32.Dcryptor. Malware ini memanfaatkan utilitas legal DiskCryptor untuk mengenkripsi partisi disk korban, menjadikannya sangat berbahaya dan sulit dideteksi.
3. Phishing Masih Menjadi Ancaman Utama
Sepanjang November 2024–Oktober 2025, Kaspersky memblokir lebih dari 6,6 juta upaya phishing. Mayoritas serangan meniru:
- Toko online (50,58%)
- Sistem pembayaran (27,3%)
- Layanan pengiriman (22,12%)
4. Musim Diskon, Musim Serangan
Periode promosi dan penjualan besar terus dimanfaatkan pelaku kejahatan siber. Lalu lintas pemasaran yang padat membuat phishing dan spam sulit dibedakan dari komunikasi resmi.
Prediksi Tren Keamanan Siber Ritel & E-Commerce 2026
Chatbot AI dan Risiko Privasi Baru
Chatbot diperkirakan menjadi alat utama pencarian produk. Namun, interaksi berbasis percakapan mendorong pengguna membagikan data yang lebih personal, menjadikan log chatbot sama sensitifnya dengan data transaksi.
“Pola pencarian online berubah menjadi lebih personal dan berbasis percakapan. Ini menuntut penanganan data yang lebih cermat untuk menjaga kepercayaan pengguna,”
— Anna Larkina, Web & Privacy Data Analyst Kaspersky.
Eksploitasi Aturan Pajak dan Perdagangan
Perubahan pajak dan regulasi lintas negara berpotensi dijadikan umpan phishing dan toko online palsu dengan klaim diskon tidak realistis, terutama menargetkan UKM.
Asisten Belanja AI di Luar Platform Ritel
Asisten belanja berbasis AI yang terintegrasi di browser dan aplikasi pihak ketiga akan mengumpulkan data lintas platform, meningkatkan risiko agregasi data berlebihan dan kurang transparan.
Pencarian Produk Berbasis Gambar
Fitur visual search meningkatkan kenyamanan, namun juga berisiko mengekspos data pribadi dari foto pengguna, seperti wajah, alamat, atau label pengiriman. Minimalisasi dan perlindungan data menjadi krusial.
Rekomendasi Keamanan untuk Konsumen
- Batasi data pribadi saat berinteraksi dengan AI dan chatbot
- Verifikasi pengirim pesan dan tautan promosi
- Teliti toko online sebelum bertransaksi
- Pantau transaksi perbankan secara rutin
- Gunakan solusi keamanan tepercaya seperti Kaspersky Premium dan Password Manager
Rekomendasi untuk Perusahaan Ritel & E-Commerce
- Terapkan perlindungan komprehensif terhadap phishing dan ransomware
- Gunakan solusi Kaspersky Next untuk visibilitas dan respons ancaman
- Pertimbangkan layanan Managed Detection & Response (MDR) jika kekurangan SDM keamanan siber













