CoreNews.id – Kabarnya pendakian ke Gunung Semeru direncanakan kembali dibuka oleh pengelola kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS). Pendakian dibuka setelah ditutup selama dua tahun terakhir karena pandemi Covid-19 dan aktivitas vulkanik gunung. Menawarkan eksotisme di timur Pulau Jawa, beginilah keindahan Taman Nasional Bromo Tengger.
Taman Nasional Bromo Tengger Semeru merupakan satu-satunya kawasan konservasi di Indonesia yang memiliki lautan pasir seluas 10 km yang disebut Tengger, tempat dimana empat anak gunung berapi baru berada. Anak gunung berapi tersebut adalah Gunung Batok (2.470 m), Gunung Kursi (2.581 m), Gunung Watangan (2.661 m), dan Gunung Widodaren (2.650 m). Namun, dari deretan gunung tersebut, hanya Gunung Bromo lah satu-satunya yang masih aktif.
Jalur paling populer dan yang paling mudah adalah melalui Probolinggo, terutama bagi Wisatawan yang menggunakan moda transportasi umum bus. Rute Wonokitri adalah rute terdekat dan termudah jika berangkat menggunakan kendaraan pribadi dari arah Surabaya berkisar 5 jam perjalanan. Begitu tiba di daerah pedesaan tersebut, pengunjung akan ditawarkan untuk menyewa kendaraan 4×4 untuk memasuki jalur terjal menuju ke Gunung Bromo.
Banyak Wisatawan memilih untuk berjalan kaki ketika mereka berada di wilayah Taman Nasional. Terdapat jalur yang telah ditandai untuk memudahkan Wisatawan melintasi lautan asir menuju ke kaki Gunung Bromo. Laut pasir Tengger dengan luas mencapai 5,250 hektar menjadi tempat yang sempurna untuk berjalan kaki atau menunggangi kuda.
Selain mendaki gunung, wisata alam yang ditawarkan adalah menyaksikan indahnya matahari terbit dari Ranu Kumbolo, dimana matahari perlahan-lahan akan muncul dari lembah di antara dua bukit, persis seperti dalam dongeng.
Beberapa air terjun terdekat di antaranya adalah Madakaripura, Coban Sewu, Coban Pelangi, dan air terjun Coban Jahe.
Sebagian besar penduduk asli Tengger menganut agama Hindu. Terdapat sejumlah Pura Hindu di sekitar wilayah Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Wisatawan dapat mengunjungi Pura Kidal, Pura Luhur Poten, Pura Agung Mandara Giri Semeru, dan Pura Jago untuk menyaksikan keindahan sejarahnya.
Terletak di dataran tinggi, yang hanya berjarak 6,5 km dari Gunung Bromo, suhu rata-rata di desa tersebut memiliki rata-rata suhu sekitar 0 – 25 derajat Celcius, dengan udara yang menyegarkan. Penduduk desa yang sebagian besar adalah penduduk asli Tengger yang masih mempraktikkan ritual dan upacara kuno yang diyakini akan membawa keamanan, nasib baik, dan kemakmuran.
Status gunung tertinggi di Pulau Jawa ini masih berada di level III atau siaga.