Corenews.id
No Result
View All Result
  • Trending
  • News
    • Nasional
    • Internasional
    • Metropolitan
    • Daerah
  • Politik
    • Pemilu
  • Hukum
  • Pariwara
  • Bisnis
    • Keuangan
    • Ekonomi
    • Properti
    • Pasar Modal
  • Tekno
  • Gaya Hidup
  • Humaniora
  • Olah Raga
  • Tokoh
  • Opini
Corenews.id
No Result
View All Result

Bikin Geger, Cacing Hidup di Otak Wanita Australia

by Miroji
31 Agustus 2023 | 11:46
in Gaya Hidup
Bikin Geger, Cacing Hidup di Otak Wanita Australia

sumber foto: Pusat Pengendalian Pencegahan Penyakit AS (CDC)

Bagikan sekarang:

Jakarta, CoreNews.id – Seorang wanita di Australia menjadi orang pertama di dunia yang terinfeksi cacing parasit. Cacing berukuran 8 cm itu ditemukan masih hidup dan menggeliat saat dikeluarkan dari otaknya.

“Ini adalah kasus manusia pertama yang pernah dilaporkan terkait Ophidascaris di dunia. Menurut pengetahuan kami, ini juga kasus pertama yang melibatkan otak dari spesies mamalia, manusia, maupun spesies lainnya,” ujar ahli penyakit menular di ANU dan Rumah Sakit Canberra, Dr Sanjaya Senanayake dikutip dari Live Science, Kamis (31/8/2023).

1. Gejala yang dialami

Wanita berusia 64 tahun yang tinggal di New South Wales, Australia itu awalnya dirawat di rumah sakit beberapa kali pada tahun 2021 karena berbagai gejala. Dia mengalami sakit perut, diare, demam, dan batuk terus-menerus.

Pada saat itu, pemeriksaan menunjukkan adanya luka di paru-paru, hati dan limpa serta sejumlah besar sel kekebalan dalam darahnya. Awalnya dia diberi obat untuk kelainan darah langka namun kondisinya memburuk.

Pasien juga dilaporkan mengalami depresi dan kelupaan kronis sehingga harus dirawat kembali di tahun 2022. Pada saat itu dokter kemudian melakukan pemindaian otak dan menemukan jaringan yang terluka di sisi kanan depan otaknya.

2. Jenis parasit yang ditemukan

Dokter melakukan biopsi otak dan mengeluarkan cacing merah hidup sepanjang 8 cm yang menggeliat dari otaknya milik spesies bernama Ophidascaris robertsi, yang belum pernah diketahui menginfeksi manusia sebelumnya.

“Ahli bedah saraf secara rutin menangani infeksi di otak, namun ini merupakan temuan yang hanya terjadi sekali dalam karier mereka,” kata dr Sanjaya Senanayake.

Ophidascaris robertsi adalah sejenis cacing gelang parasit yang berasal dari Australia. Cacing dewasa hidup di kerongkongan dan perut ular piton (Morelia spilota) dan bertelur di kotoran ular.

READ  Tips Mudik Aman untuk Penderita Penyakit Jantung

Telur-telur ini kemudian dimakan oleh mamalia kecil, dan cacing yang menetas bermigrasi ke organ di dada dan perut inangnya di mana mereka dapat tumbuh hingga panjang sekitar 3,15 inci (8 cm). Ketika ular piton memakan hewan-hewan ini, mereka terinfeksi, dan siklus terus berlanjut.

3. Dugaan penyebab

Menurut penulis laporan kasus tersebut, yang diterbitkan pada 11 Agustus di jurnal Emerging Infectious Diseases, manusia dianggap sebagai ‘inang yang tidak disengaja’ karena belum pernah ada orang yang diketahui terinfeksi cacing Ophidascaris sebelumnya.

Wanita tersebut belum pernah melakukan kontak langsung dengan ular, namun dia tinggal di dekat danau tempat tinggal ular piton dan sering mengumpulkan sayuran berdaun asli yang disebut sayuran warrigal (Tetragonia tetragonioides) yang dia pakai dalam masakannya.

“Kami berhipotesis bahwa dia secara tidak sengaja mengonsumsi telur O. robertsi baik secara langsung dari tumbuh-tumbuhan atau secara tidak langsung melalui kontaminasi pada tangan atau peralatan dapurnya,” tulis penulis laporan kasus tersebut.

4. Cacing sudah hidup di organ lain

Adanya lesi di paru-paru dan hatinya menunjukkan bahwa larva cacing telah berpindah ke organ lain di tubuhnya. Namun, tim tersebut berhipotesis bahwa larva kemungkinan besar berhasil mencapai otaknya, yang bahkan belum pernah terlihat pada hewan yang terinfeksi Ophidascaris, karena ia mengalami imunosupresi.

Setelah biopsi otaknya, para dokter meresepkan wanita tersebut dua jenis obat antiparasit untuk memastikan bahwa setiap larva yang mungkin telah bermigrasi ke organ lain terbunuh. Hal ini diperlukan karena larva Ophidascaris dapat hidup pada inang hewan selama bertahun-tahun.

Mereka juga menghentikan obat imunosupresifnya, dan enam bulan setelah operasi, jumlah sel kekebalannya normal dan gejala neurologisnya membaik.

READ  Suami & Istri Pisah Ranjang Bisa Jadi Solusi Tidur Berkualitas?

Infeksi pada wanita tersebut menyoroti risiko penyakit zoonosis yang sedang berlangsung, yaitu penyakit yang berpindah dari hewan ke manusia, karena manusia dan hewan berinteraksi lebih dekat.

Previous Post

Bank Jago Jalin Kemitraan dengan ADVANCE.AI

Next Post

Fakta Mie Gaga yang Disangkutkan dengan Indomie

Next Post
Fakta Mie Gaga yang Disangkutkan dengan Indomie

Fakta Mie Gaga yang Disangkutkan dengan Indomie

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

PARIWARA

Panin Asset Management Raih 2 Penghargaan TOP CSR Awards 2025

Panin Asset Management Raih Penghargaan TOP CSR Awards 2025

12 Juni 2025 | 08:00
semen merah putih mou algaepark indonesia

Tekan Emisi Karbon Lewat MPTree, Semen Merah Putih Gandeng Algaepark Indonesia

23 Mei 2025 | 16:02
Green movement pertamina

Pertamina Luncurkan Green Movement, Wujud Nyata Komitmen ESG

8 Mei 2025 | 14:00
Logo Danantara

Presiden Prabowo Resmikan Badan Pengelola Investasi DANANTARA

12 Maret 2025 | 09:00
Kepala BPJPH Ahmad Haikal Hasan

BPJPH Bersinergi dengan 11 Mitra Permudah Sertifikasi Produk Halal

18 Februari 2025 | 17:00
Aplikasi Growin' by Mandiri Sekuritas

Aplikasi Growin’ by Mandiri Sekuritas Permudah Investasi di Pasar Modal

9 Januari 2025 | 17:00

POPULER

sengketa 4 pulau

Sengketa 4 Pulau Aceh vs Sumut, Ini Duduk Perkaranya

14 Juni 2025 | 16:03
Hutang pinjol

Utang Pinjol Tembus Rp80 T, Jawa Barat Jadi Provinsi Tertinggi

16 Juni 2025 | 16:01
PBNU kelola tambang

PBNU Disebut Terima Dana Tambang Nikel dari Raja Ampat, Ini Tanggapannya

16 Juni 2025 | 16:10
Gudang garam

Gudang Garam Hentikan Pembelian Tembakau dari Temanggung, Ini Alasannya

16 Juni 2025 | 12:02
Sekalipun potensi pembiayaan hijau sangat besar, OJK mencatat adanya sejumlah tantangan terkait dengannya. Diantaranya adalah kompleksitas risiko proyek hijau, tenor pengembalian yang panjang, keterbatasan proyek sebagai referensi pembiayaan, serta kendala data dan transparansi.

Sekalipun Banyak Tantangan, Pembiayaan Hijau Perbankan Berhasil Tembus Rp1.452 Triliun

16 Juni 2025 | 15:02
Israel Serang Gedung Kemenlu Iran, Teheran Sebut Kejahatan Perang

Israel Serang Gedung Kemenlu Iran, Teheran Sebut Kejahatan Perang

16 Juni 2025 | 15:26
  • Redaksi Corenews.id
  • Pedoman Media Siber
  • Email Login

Corenews.id | All Rights Reserved

No Result
View All Result
  • Trending
  • News
    • Nasional
    • Internasional
    • Metropolitan
    • Daerah
  • Politik
    • Pemilu
  • Hukum
  • Pariwara
  • Bisnis
    • Keuangan
    • Ekonomi
    • Properti
    • Pasar Modal
  • Tekno
  • Gaya Hidup
  • Humaniora
  • Olah Raga
  • Tokoh
  • Opini

Corenews.id | All Rights Reserved