Jakarta, CoreNews.id — Penjualan McDonald semakin terdampak boikot secara global. Baik di Timur Tengah, terutama di Mesir dan Yordania maupun di Asia Tenggara. Terbaru, BDS Malaysia (4/1/2023) juga secara resmi memasukan McDonalds ke dalam daftar perusahaan yang perlu diboikot. Ini dilakukan setelah pemilik waralaba McD di Malaysia menuntut BDS Malaysia karena disebut melakukan pencemaran nama baik yang menyebabkan kerugian sekitar satu miliar dolar AS.
Boikot dimulai pada Oktober 2023, setelah McDonald Israel menyatakan di akun media sosialnya bahwa mereka telah memberikan ribuan makanan gratis kepada personel Pasukan Pertahanan Israel. Dukungan makanan gratis itu terus berlanjut hingga Desember 2023 oleh McD Israel.
Hingga saat ini, sekitar 95 persen kedai McDonald di seluruh dunia menggunakan sistem waralaba. Setiap waralaba ini membayar biaya royalti atau fee royalty yang pada 1 Januari 2024 naik menjadi lima persen dari empat persen karena penjualannya secara global turun. McD mengandalkan sekitar 40 ribu kedainya di seluruh dunia, dengan lima persen berada di Timur Tengah.*