Jakarta, CoreNews.id – Iran telah meluncurkan ratusan drone dan rudal terhadap Israel, dalam serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya sebagai respons terhadap serangan Israel terhadap konsulat Iran di Suriah dua minggu lalu.
Peningkatan ketegangan dalam semalam terjadi lebih dari enam bulan setelah perang dahsyat Israel di Jalur Gaza, yang telah menewaskan lebih dari 33.000 warga Palestina dan mendorong wilayah yang terkepung itu ke ambang kelaparan. Perang tersebut telah meningkatkan ketegangan di wilayah tersebut, menyebar ke garis depan dengan Lebanon dan Suriah dan memicu serangan jarak jauh ke sasaran-sasaran Israel hingga ke Yaman dan Irak.
Militer Israel mengatakan pada hari Minggu bahwa salvo Iran terdiri dari lebih dari 300 “drone pembunuh, rudal balistik dan rudal jelajah”, tetapi 99 persen dicegat dengan bantuan pasukan dari Perancis, Inggris dan Amerika Serikat.
Peluncuran tersebut, yang menurut tentara dilakukan dari Iran, serta dari Irak dan Yaman, memicu sirene serangan udara di kota-kota di seluruh Israel, termasuk Tel Aviv, dan ledakan terdengar saat pertahanan udara mencegat proyektil tersebut.
Petugas medis mengatakan seorang gadis di Israel selatan terluka oleh pecahan peluru dari pesawat tak berawak yang dicegat, sementara militer mengatakan “sejumlah kecil serangan teridentifikasi, termasuk di pangkalan [militer Israel] di Israel selatan, di mana kerusakan kecil terjadi pada infrastruktur”.
Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC) Iran mengkonfirmasi serangan tersebut, dengan mengatakan pihaknya meluncurkan drone dan rudal di bawah Operasi True Promise sebagai bagian dari hukuman atas “kejahatan entitas Zionis yang menargetkan konsulat Iran di Suriah” pada tanggal 1 April.
Serangan di Damaskus menewaskan 13 orang, termasuk dua jenderal senior di Pasukan elit Quds IRGC.
Israel tidak membenarkan atau membantah bertanggung jawab atas serangan konsulat tersebut.
Dengan adanya serangan rudal dan pesawat tak berawak tersebut, misi Iran di PBB mengatakan bahwa pihaknya sekarang menganggap masalah tersebut telah “selesai” dan memperingatkan Israel akan memberikan tanggapan yang “jauh lebih parah” jika “rezim Israel melakukan kesalahan lagi”.
Ia juga memperingatkan AS untuk tidak terlibat dalam konflik tersebut.











