CoreNews.id, Jakarta – Arifin Tasrif resmi dicopot dari kursi Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) di Kabinet Indonesia Maju pada Senin (19/8).
Posisinya digeser oleh Bahlil Lahadalia yang dilantik berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 92/P Tahun 2024 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Menteri Negara Kabinet Indonesia Maju periode 2019-2024.
Tercatat, Arifin menjabat sebagai menteri ESDM hampir lima tahun, yakni sejak 23 Oktober 2019.
Mengutip laman Kementerian ESDM, pria kelahiran Jakarta, 19 Juni 1953 itu memulai pendidikan di SD St Fransiskus, Jakarta dan lulus pada 1 Januari 1965.
Setelah itu, ia melanjutkan pendidikan menengah di SMP Kanisius Jakarta dan lulus pada 1968. Kemudian, ia bersekolah di SMA Yayasan Pendidikan Harapan di Medan.
Arifin kemudian menempuh pendidikan sarjananya di Institut Teknologi Bandung (ITB) jurusan Teknik Kimia. Usai lulus dari perguruan tinggi pada 1977, ia lama berkarir sebagai profesional.
Pada 1995 – 2001, ia menduduki posisi sebagai direktur bisnis PT Rekayasa Industri. Setelah itu, ia menjabat sebagai direktur Utama PT Petrokimia Gresik pada 2001-2010.
Karir Arifin terus menanjak hingga menduduki posisi direktur utama PT Pupuk Sriwidjaya (Persero) alias Pusri selama periode 2010-2015.
Di bawah kepemimpinannya, Pusri berganti nama menjadi PT Pupuk Indonesia Holding Company, induk usaha yang membawahi lima perusahaan pupuk pelat merah lainnya yaitu PT Pusri Palembang, PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT), PT Petrokimia Gresik, PT Pupuk Kujang,dan PT Pupuk Iskandar Muda (PIM).
Arifin juga sempat mengemban amanat dari Jokowi untuk menduduki posisi sebagai Duta Besar Indonesia untuk Jepang setelah diangkat pada 13 Maret 2017 lalu.
Di sela kesibukannya, ia juga aktif pada kepengurusan Persatuan Bola Voli Seluruh Indonesia (PBVSI). Tercatat, ia ditunjuk sebagai wakil ketua umum III PBVSI periode 2010-2014. Lalu, pada periode 2014-2018, ia menjabat sebagai dewan penyantun PBVSI.
Saat duduk di kursi menteri ESDM, ia menerima Honorary Fellowship Award dari ASEAN Federation of Engineering Organization), atas kontribusinya dalam dunia keprofesian sebagai insinyur di Indonesia dan regional ASEAN pada 2011.