Corenews.id — Solo Safari tawarkan konsep baru. Tidak hanya sebagai Walking Zoo, tapi juga Family Zoo. Hal ini karena pengunjung akan mendapat experience atau pengalaman yang berbeda. Di mana selain pengunjung dapat berjalan kaki mengelilingi Solo Safari di lahan seluas 14 hektar, mereka juga dapat melihat beragam acara bertema edukasi yang disuguhkan. Bahkan bagi pengunjung anak-anak, mereka dapat berinteraksi dengan memberi makan atau bermain. Beragam arena khusus bagi anak-anak dihadirkan di Solo Safari. Arena ini, dilengkapi berbagai macam permainan anak-anak secara gratis.
Salah satu destinasi unggulan di Kota Surakarta yang diresmikan awal 2023 ini, dicatat mengalami revitalisasi dari sebelumnya bernama Taman Satwa Taru Jurug (TST), yang berdiri sejak tahun 1978. Revitalisasi ini meliputi perubahan konsep menjadi kebun binatang yang modern, lebih memberikan banyak experience bagi pengunjung, dan dengan tetap fokus pada kegiatan sebagai lembaga konservasi.
Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ) Achmad Syukri Prihanto kepada Corenews.id. Menurut Achmad Syukri Prihanto, Solo Safari kini memiliki koleksi 480 satwa lebih. Sementara itu acara bertema edukasi yang disuguhkan juga beragam. Ada elephant show, bird show, camel, otter dengan sesi pertunjukkan di siang dan sore hari.
Untuk Elephant Education Show sebagai contohnya, dibuka pukul 10.30 WIB dan 16.00 WIB. Animal Show dibuka pukul 09.30 WIB, 11.30, WIB dan 15.00 WIB. Untuk Otter Keeper Talk, dibuka mulai pukul 10.00, 14.00, dan 15.30 WIB.

Ramah Terhadap Satwa
Konsep baru Walking Zoo membawa Solo Safari ramah terhadap semua satwa. Berbeda dengan kebun binatang pada umumnya, satwa di Solo Safari tidak dikurung di kandang. Pengurungan yang sering membuat satwa menjadi stress telah ditinggalkan. Saat ini satwa satwa ditempatkan di exhibit atau areal yang mirip dengan habitat aslinya.
Menurut Achmad Syukri Prihanto kembali, Solo Safari memiliki tim kesehatan hewan yang lengkap mulai dokter hewan sampai keeper yang memantau 24 jam. Begitu juga klinik satwa, kondisi kandang yang bersih dan nyaman. Terlebih lagi, Solo Safari memiliki konsep menempatkan satwa seperti habitat aslinya, yang merupakan salah satu fasilitas agar kesehatan satwa terjamin.
“Tidak lupa Solo Safari juga selalu berkoordinasi dengan Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA), sebab prinsipnya Animal Belong State, bahwa satwa pada dasarnya milik negara. Kami tetap berkoordinasi dalam memperhatikan kesehateraan satwa dengan pemiliknya. Misal ada hewan sakit, lahir, pindah sampai ada kematian satwa”, kata Achmad Syukri Prihanto.
Adapun dari 480 koleksi satwa yang ada, beberapa di antaranya adalah Banteng Jawa, Berang-Berang, Rusa, Tapir, Zebra, Gajah Sumatera, Orangutan Kalimantan, Harimau Sumatera, Singa Afrika, Burung Merak, dan Ular Phyton. Rencana kedepannya, hewan yang ada di tempat wisata ini dicatat akan terus ditambah.
Ramah Di Kantong
Bagi wisatawan yang tertarik berkunjung ke Solo Safari, mereka dapat berkunjung ke Jalan Ir. Sutami No. 109 Kelurahan Kentingan, Kecamatan Jebres, Kota Surakarta, Jawa Tengah. Alamat itu merupakan alamat Solo Safari pada saat ini.
Solo Safari juga dicatat menghadirkan tiket yang ramah di kantong. Tidak mahal. Untuk tiket reguler hari weekday Rp.55.000 dewasa dan Rp.45.000 untuk anak. Sedangkan weekend Rp.75.000 untuk dewasa dan Rp.60.000 untuk anak. Sementara itu untuk tiket premium di hari weekday adalah Rp.90.000 untuk dewasa dan Rp.65.000 untuk anak, sedangkan di hari weekend adalah Rp.110.000 untuk dewasa dan Rp.80.000 untuk anak. Untuk pembelian tiket premium, akan menerima benefit dari tiket reguler berupa tiket masuk, pertunjukan edukasi satwa, interaksi satwa.
“Kebetulan untuk bulan Agustus ini, Solo Safari memberi Shocking Prize atau tiket dengan harga spesial untuk warga Solo Raya, di mana untuk weekday 40 ribu dan weekend 55 ribu”, kata Achmad Syukri Prihanto.

Banyak Event Rutin
Solo Safari menawarkan beragam activity bagi pengunjung. Beberapa event yang secara rutin diadakan misalnya adalah Photo Competition, Fun Walk, dan Zumba. Solo Safari juga bekerjasama dengan travel agent dan kolaborasi dengan paket wisata lain di Kota Solo seperti Masjid Syekh Zayed, Pura Mangkunegaran untuk menarik wisatawan.
Semua itu dilakukan Solo Safari untuk memberikan pertumbuhan ekonomi bagi daerah. Selain melalui pajak daerah, juga multiplier effect lain seperti serapan tenaga kerja, perkembangan ekonomi bagi para supplier, serta adanya potensi transportasi dan perhotelan.
Miliki 2 Restoran
Solo Safari menawarkan 2 restoran bagi para pengunjung untuk menghilangkan rasa lapar selepas berkeliling dan menikmati Solo Safari. Restoran itu adalah Makunde dan Bengawan Resto. Kalau di Makunde yang menarik pengunjung bisa melihat sepasang Singa dari dekat. Sementara itu di Bengawan Resto, pengunjung bisa menikmati sajian makanan atau minuman di pinggir danau.*