Nusa Dua Bali, CoreNews.id — Wakil Menteri Luar Negeri Indonesia Pahala Nugraha Mansury mengajak negara berkembang untuk berperan tidak hanya sebagai produsen dan pengekspor bahan mentah, tetapi juga menjadi pemain penting dalam rantai pasokan dunia. Untuk mencapai potensi penuh ini, diperlukan integrasi ekonomi yang lebih baik dan akses pasar yang lebih luas.
Hal ini disampaikan Pahala dalam siaran pers, High-Level Forum on Multi-Stakeholder Partnerships (HLF MSP) 2024, di Nusa Dua Bali. Menurut Pahala, ada lima area yang dapat menjadi fokus utama guna meningkatkan partisipasi sektor bisnis negara berkembang menuju ke arah itu. Kelima area tersebut adalah sebagai berikut.
Pertama, integrasi ekonomi dan akses pasar. Langkah ini untuk memastikan rantai pasokan yang lebih tangguh dan memfasilitasi berbagi keahlian serta peluang perdagangan dan investasi antar negara berkembang. Kedua, adalah kolaborasi lintas sektor, yaitu pelibatan sektor swasta, pemerintah, lembaga keuangan internasional, dan filantropi untuk memperkuat peran negara berkembang dalam ekonomi global.
Ketiga, adalah akses teknologi dan pengetahuan, yaitu upaya untuk mengembangkan akses yang lebih luas ke teknologi dan mempromosikan pertukaran pengetahuan. Keempat, mengatasi kesenjangan pembiayaan melalui adopsi skema pembiayaan yang inovatif. Kelima, mendorong diversifikasi portofolio perdagangan untuk mengurangi ketergantungan pada komoditas tertentu.
“Dengan fokus pada lima area tersebut, kita bisa meningkatkan peran negara berkembang dalam rantai pasokan global, mengurangi fragmentasi ekonomi, dan mencapai pembangunan yang lebih berkelanjutan,” pungkas Pahala.*