Jakarta, CoreNews.id – Pernah mendapat anjuran agar kita jangan waktu tidur sampai pesawat berhasil lepas landas, dan harus terjaga kembali sesaat sebelum pesawat mendarat. Kenapa ya?
Dikutip dari berbagai sumber, penumpang dilarang untuk tidur pada saat pesawat lepas landas dan mendarat karena alasan barotrauma telinga dan keselamatan evakuasi.
Barotrauma telinga, dikenal dengan telinga pesawat, ialah tekanan yang terbentuk di telinga akibat perbedaan tekanan udara antara lingkungan sekitar dan telinga bagian dalam. Ketidakseimbangan ini dapat menyebabkan gendang telinga menonjol dan menimbulkan rasa sakit. Kondisi seperti ini umumnya terjadi pada saat pesawat lepas landas dan mendarat.
Tekanan udara berubah dengan cepat di dalam kabin pesawat, sehingga gendang telinga manusia sulit mengimbangi. Itulah mengapa banyak penumpang yang mengalami telinga tersumbat dan sakit pada saat bepergian menumpangi pesawat.
Kondisi ini juga dapat menyebabkan sedikit kehilangan pendengaran atau pendengaran menjadi teredam. Apabila mengalami hal tersebut saat naik pesawat, penumpang bisa menekan telinga secara manual dengan cara menguap, menelan, atau mengunyah. Cara tersebut dapat membuka saluran eustachius di telinga, yang mengatur perubahan tekanan di organ tersebut.
Alasan lainnya kita jangan waktu tidur sampai pesawat berhasil lepas landas, demi keselamatan penerbangan. Menurut dua produsen pesawat terbesar di dunia, yaitu Boeing dan Airbus, lepas landas dan mendarat adalah dua fase penerbangan yang secara statistika lebih mungkin mengalami kecelakaan.
Dengan tetap sadar saat lepas landas dan mendarat pesawat adalah agar kita benar-benar menyadari apa yang terjadi jika terjadi keadaan darurat dan penumpang serta awak pesawat harus mengevakuasi pesawat.
Jika tertidur saat keadaan darurat terjadi, penumpang tentu perlu waktu untuk kembali fokus dan benar-benar menyadari hal yang terjadi. Ini tentu akan menjadi masalah pada saat proses evakuasi.