Jakarta, CoreNews.id — PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) siap mensukseskan target pemerintah membangun 100 GW pembangkit listrik baru yang 75% di antaranya merupakan energi baru dan terbarukan dan terdiri dari energi panas bumi, tenaga air, hingga nuklir. PLN bahkan telah merancang Green Enabling Transmission Line untuk mengevakuasi listrik hijau dari sumber EBT di mana mayoritas berada di wilayah terisolir ke pusat-pusat permintaan listrik yang berada di kota-kota besar, terbentang sepanjang 70.000 kilometer.
Hal ini disampaikan Executive Vice President Komunikasi Korporat & TJSL PLN Gregorius Adi Trianto di Jakarta (14/11/2024). Menurut Gregorius Adi Trianto, PLN juga berkomitmen pada pengembangan infrastruktur pendukung, seperti smart transmission, smart control system, smart distribution, serta battery energy storage system (BESS) untuk mendukung pemanfaatan energi terbarukan.
Sebagaimana diketahui, pembangunan 100 GW pembangkit listrik baru yang akan didominasi dari EBT adalah program yang direncanakan Presiden Prabowo Subianto. Menurut Ketua Delegasi RI untuk Konferensi Perubahan Iklim PBB/Conference of the Parties (COP) ke-29, Hashim S Djojohadikusumo, investasi yang dibutuhkan untuk proyek ini mencapai US$ 235 miliar atau setara Rp 3.709 triliun (kurs Rp 15.785).*