CoreNews.id, Jakarta – Presiden Tiongkok Xi Jinping tidak akan menghadiri pelantikan Presiden terpilih Donald Trump, Senin (20/1/2025). Tetapi ia akan mengirimkan Wakil Presiden Han Zheng sebagai perwakilan khusus, dilansir dari AP News.
Keputusan ini diumumkan oleh Kementerian Luar Negeri Tiongkok setelah lebih dari sebulan sejak Trump mengundang Xi. Tidak ada kepala negara yang sebelumnya melakukan kunjungan resmi ke AS untuk pelantikan, sehingga langkah ini dianggap tidak biasa.
Tiongkok siap bekerja dengan pemerintahan AS yang baru untuk meningkatkan dialog, mengelola perbedaan, dan memperluas kerjasama yang saling menguntungkan. Beijing ingin menjaga hubungan yang stabil dan berkelanjutan dengan AS.
Xi dan Trump memiliki pendekatan berbeda dalam diplomasi. Beijing lebih memilih pembicaraan tingkat pemimpin, sementara Trump lebih suka berurusan langsung dengan pemimpin dunia.
Sejumlah pemimpin asing lainnya, termasuk Presiden Argentina Javier Milei dan Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni, juga diundang. Kantor Presiden Ekuador Daniel Noboa dan Presiden Paraguay Santiago Peña juga mengonfirmasi bahwa mereka akan hadir.
Sun Yun, analis dari Stimson Center, mengatakan langkah Xi mengirim Han menunjukkan Tiongkok bersedia menyesuaikan diri dengan keinginan Trump. Han akan mewakili Xi dalam pelantikan Trump, seperti yang dilakukan sebelumnya dalam acara-acara internasional lainnya.
Meskipun ada undangan, banyak yang memperkirakan bahwa Xi tidak akan datang ke pelantikan Trump. Danny Russel, mantan diplomat AS, menyatakan keputusan mengirim Han bukan karena Xi tidak menghormati Trump, tetapi karena alasan pragmatis.
Russel berpendapat bahwa langkah ini lebih simbolis daripada substantif. Persaingan antara AS dan Tiongkok diperkirakan semakin intens, terutama dipicu oleh penunjukan beberapa calon menteri Trump yang dikenal keras terhadap Tuingkok.
Calon menteri tersebut seperti Senator Marco Rubio yang dicalonkan sebagai menteri luar negeri. Rubio menyebut Tiongkok sebagai musuh yang paling berbahaya dan harus menjadi prioritas utama dalam kebijakan luar negeri AS.
Beijing kini menghadapi tantangan dalam menjaga hubungan dengan AS, yang bisa semakin rumit dengan penunjukan kabinet yang pro-penanggulangan Tiongkok. Meskipun Xi tidak menghadiri acara besar internasional, pengiriman Han tetap menunjukkan pentingnya hubungan Tiongkok-AS.