Washington, CoreNews.id — Berdasar penyelidikan Associated Press, militer Israel menggunakan teknologi Microsoft dan OpenAI untuk melacak dan membunuh lebih banyak orang yang diduga pejuang dengan lebih cepat di Gaza dan Lebanon. Investigasi ini juga mengungkapkan rincian baru tentang bagaimana sistem AI memilih target dan kemungkinan terjadinya kesalahan, termasuk data yang salah atau algoritma yang cacat.
Hal ini disampaikan Heidy Khlaaf, kepala ilmuwan AI di AI Now Institute dan mantan insinyur keselamatan senior di OpenAI. Menurut Heidy, ini merupakan konfirmasi pertama bahwa model AI komersial digunakan secara langsung dalam peperangan. Implikasinya, menjadi sangat besar terhadap peran teknologi dalam memungkinkan terjadinya peperangan yang tidak etis dan melanggar hukum.
Sementara itu menurut temuan AP dalam meninjau informasi internal perusahaan, penggunaan kecerdasan buatan Microsoft dan OpenAI oleh militer Israel melonjak pada bulan Maret lalu hingga hampir 200 kali lebih tinggi dibandingkan sebelum pekan-pekan menjelang serangan 7 Oktober. Militer Israel juga menggunakan Microsoft Azure untuk mengumpulkan informasi yang dikumpulkan melalui pengawasan massal, yang ditranskripsi dan diterjemahkan, termasuk panggilan telepon, teks, dan pesan audio, menurut seorang perwira intelijen Israel yang bekerja dengan sistem tersebut. Data tersebut kemudian dapat diperiksa silang dengan sistem penargetan internal Israel dan sebaliknya.
Google dan Amazon bahkan menyediakan komputasi cloud dan layanan AI kepada militer Israel di bawah “Proyek Nimbus,” sebuah kontrak senilai 1,2 miliar dolar AS yang ditandatangani pada tahun 2021, ketika Israel pertama kali menguji sistem penargetan bertenaga AI milik mereka. IDF telah menggunakan server farm atau pusat data Cisco dan Dell. Red Hat, anak perusahaan independen IBM, juga telah menyediakan teknologi komputasi awan untuk militer Israel, sementara Palantir Technologies, mitra Microsoft dalam kontrak pertahanan AS, memiliki “kemitraan strategis” yang menyediakan sistem AI untuk membantu upaya perang Israel.*