Jakarta, CoreNews.id – Penelitian NTT DATA Inc. mengungkap bahwa pertumbuhan AI yang pesat tidak diimbangi tata kelola yang memadai, menimbulkan risiko besar bagi bisnis. 81% eksekutif menilai kepemimpinan dan regulasi belum siap, menghambat investasi serta kepercayaan publik terhadap AI.
“Tanpa kepemimpinan yang tegas, inovasi AI bisa menimbulkan celah keamanan dan risiko etika,” ujar Abhijit Dubey, CEO NTT DATA Inc., dalam keterangannya di Jakarta, 18 Februari 2025.
Temuan Utama:
- Inovasi vs Tanggung Jawab – Pemimpin bisnis terpecah antara mengutamakan inovasi atau keamanan AI.
- Ketidakpastian Regulasi – 80% eksekutif melihat regulasi AI yang tidak jelas menghambat pertumbuhan.
- Keamanan & Etika – 89% pemimpin khawatir akan risiko AI, namun hanya 24% perusahaan memiliki kerangka mitigasi yang kuat.
- Kesiapan Tenaga Kerja – 67% eksekutif menyatakan karyawan belum siap menghadapi AI di tempat kerja.
- Keberlanjutan – 75% pemimpin menilai AI berpotensi bertentangan dengan target ESG perusahaan.
Menutup Kesenjangan Tanggung Jawab AI
- Tanggung Jawab dalam Desain – AI harus dibangun dengan standar etika sejak awal.
- Tata Kelola yang Ketat – Pemimpin harus melampaui regulasi demi keamanan dan transparansi.
- Pengembangan SDM – Peningkatan keterampilan karyawan untuk penggunaan AI yang bertanggung jawab.
- Kolaborasi Global – Sinergi bisnis dan regulator untuk kebijakan AI yang jelas.
Demi masa depan AI yang aman dan berkelanjutan, bisnis harus segera menerapkan tata kelola yang bertanggung jawab.