Jakarta, CoreNews.id — Sejumlah menteri dikirim Pemerintah Indonesia ke Amerika Serikat (AS) untuk bernegosiasi langsung terkait tarif perdagangan sebesar 32 persen yang dikenakan oleh Pemerintah AS. Para menteri itu diantaranya adalah Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, Wakil Menteri Keuangan Thomas Djiwandono, Menteri Keuangan Sri Mulyani dan Mari Elka Pangestu. Mereka akan berada di Amerika selama sepekan sejak Rabu (16/4/2025) hingga Rabu (23/4/2025).
Hal ini disampaikan Airlangga dalam konferensi pers di Gedung Ali Wardhana Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, (15/4/2025). Menurut Airlangga, Indonesia menjadi salah satu negara pertama yang diundang langsung oleh Pemerintah AS untuk berdialog mengenai kebijakan tarif tersebut. Undangan tersebut diperoleh setelah Indonesia secara resmi mengirim surat ke tiga kementerian di AS dan menerima respons positif.
Pemerintah Indonesia kini tengah mempersiapkan dokumen non-paper yang bersifat komprehensif sebagai dasar negosiasi. Dokumen tersebut memuat sejumlah isu strategis, seperti tarif, hambatan non-tarif, investasi, serta usulan kerja sama resiprokal yang diharapkan Indonesia. Semua isu terkait perdagangan, investasi, dan keuangan akan dijawab secara tuntas dalam pertemuan tersebut.
Pemerintah juga terus mengantisipasi dampak selisih nilai ekspor dan impor (delta) akibat pemberlakuan tarif tersebut. Selain itu, pemerintah berupaya memastikan perlindungan terhadap perusahaan Indonesia yang telah berinvestasi di Amerika Serikat maupun perusahaan AS yang beroperasi di Indonesia.*