Jakarta, CoreNews.id – Kepala WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, menyatakan bahwa pemotongan dana oleh Amerika Serikat memicu krisis keuangan serius di tubuh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
AS, yang selama ini menjadi donor terbesar WHO, tidak membayar iuran tahun 2024 dan juga menolak membayar untuk tahun 2025. Akibatnya, WHO menghadapi defisit anggaran hingga Rp9,4 triliun untuk periode 2026–2027.
Dampaknya, WHO mulai memangkas operasi, mengurangi tenaga kerja, hingga menutup beberapa kantor di negara maju. Jumlah departemen dikurangi drastis dari 76 menjadi 34, sementara tim pimpinan markas besar di Jenewa dipangkas dari 12 menjadi 7 orang.
“Ini keputusan yang menyakitkan, tapi perlu demi kelangsungan misi kami,” ujar Tedros, mengutip berita CNA, Rabu 23/04/2025
Krisis ini diperparah oleh pemotongan bantuan luar negeri AS untuk proyek kesehatan global, yang menghantam negara berkembang. Meski begitu, WHO berharap bisa bertahan lewat kenaikan iuran keanggotaan yang disetujui pada 2022, dengan target pendapatan lebih dari US$1 miliar pada 2026–2027.