Jakarta, CoreNews.id – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) akan membangun proyek percontohan pergaraman di Nusa Tenggara Timur (NTT) karena kualitas air dan iklim panasnya dinilai ideal, mirip dengan Dampier di Australia Barat.
Tim KKP dan PT Garam telah meninjau lokasi di Sabu Raijua (Desa Menia, Bodae, dan Deme) serta di Kupang (Desa Bipoli dan Oetata).
“NTT memiliki iklim panas yang stabil dan cocok untuk produksi garam. Kondisinya mirip dengan kawasan Dampier di Australia Barat. Ini membuat NTT sangat potensial untuk menjadi lokasi modelling tambak garam dengan target produktivitas 200 ton per hektare,” kata Direktur Jenderal Pengelolaan Kelautan KKP, Koswara, dalam keterangannya, Jakarta, Kamis (24/4/2025).
KKP menilai aspek sosial, lahan, dan infrastruktur sebagai faktor penting dalam pengembangan tambak garam terintegrasi di NTT. Peninjauan ini jadi langkah awal menuju model ekstensifikasi di wilayah strategis.
Hasilnya akan mendukung analisis lokasi dan target swasembada garam nasional pada 2027 melalui peningkatan produksi dan kualitas garam lokal.
“Kebutuhan garam nasional per tahunnya mencapai 4,9 juta – 5 juta ton untuk konsumsi, industri, peternakan dan perkebunan, water treatment, hingga pengeboran minyak. Pengelolaan model ini akan melibatkan pemerintah pusat, pemda dan pelaku usaha melalui skema ekonomi yang disepakati,” katanya.