Jakarta. CoreNews.id – Singapura mengalami lonjakan kasus COVID-19, dengan jumlah kasus meningkat dari 11.100 menjadi sekitar 14.200 dalam periode 27 April–3 Mei. Rata-rata pasien yang dirawat di rumah sakit juga naik dari 102 menjadi 133 per hari, meskipun kasus ICU menurun menjadi dua.
“Sebagaimana penyakit pernapasan endemik lainnya, gelombang infeksi COVID-19 secara berkala memang sudah diprediksi akan terjadi sepanjang tahun,” jelas Kementerian Kesehatan dan Badan Penyakit Menular Singapura dikutip dari Detikcom, Senin (19/5).
Varian utama penyebab lonjakan adalah LF.7 dan NB.1.8, subvarian dari JN.1, yang juga digunakan dalam formulasi vaksin COVID-19 saat ini. Sebagian besar pasien mengalami gejala ringan menyerupai flu.
“Untuk sebagian besar pasien, gejalanya masih menyerupai flu biasa, dan sebagian besar pasien pulih dengan cepat,” kata Dr Lim Kim Show dari Life Family Clinic.
Peningkatan kasus ini juga disebabkan oleh menurunnya imunitas masyarakat akibat rendahnya penerimaan vaksin booster dalam satu hingga dua tahun terakhir.
“Penurunan imunitas ini menyebabkan kemungkinan seseorang lebih rentan terhadap varian baru, khususnya pada mereka yang berisiko tinggi,” tambah Dr Lim.
Dr Shawn Vasoo dari NCID menambahkan bahwa pasien yang dirawat umumnya adalah lansia dengan kondisi medis penyerta. Otoritas Kesehatan Singapura pun menganjurkan vaksinasi ulang bagi kelompok berisiko tinggi.
“Petugas kesehatan serta individu yang tinggal atau bekerja bersama kelompok rentan secara medis juga dianjurkan untuk mendapatkan vaksin,” kata otoritas.
Dr Chua Guan Kiat dari Chua Medical Clinic mencatat bahwa masyarakat mulai lengah dan jarang melakukan tes mandiri.
“Ambil tindakan pencegahan yang diperlukan,” ujar Dr Chua, mendorong penggunaan alat tes mandiri bagi mereka yang bergejala.