Jakarta, CoreNews.id – Negara-negara Asia Tenggara berencana membentuk front bersama menghadapi tekanan ekonomi global, termasuk tarif tinggi dari Amerika Serikat.
“Stabilitas dan kemakmuran ASEAN selama ini bergantung pada tatanan internasional yang terbuka, inklusif, dan berbasis aturan,” kata Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim saat membuka KTT ASEAN di Kuala Lumpur, Senin (26/5/2025).
Anwar menekankan perlunya pertemuan ASEAN dengan Presiden AS Donald Trump untuk membahas dampak tarif terhadap perekonomian kawasan. Tarif AS yang dikenakan mencapai 10–49 persen, dengan Kamboja terkena tarif tertinggi. Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, dan Filipina juga terdampak signifikan.
Sebagai respons, ASEAN membentuk gugus tugas khusus dan menjadwalkan pertemuan trilateral dengan Tiongkok dan Dewan Kerja Sama Teluk (GCC). Anwar menyebut, “Kerja sama baru ini diharapkan menjadi penyangga bagi ekonomi ASEAN dari gejolak eksternal.”