New York, CoreNews.id — Dewan Keamanan (DK) PBB kehilangan kesempatan untuk menciptakan perdamaian di Jalur Gaza dengan tidak mengadopsi rancangan terbaru tentang gencatan senjata permanen di daerah kantong Palestina. Kehilangan kesempatan ini karena AS pada Rabu (4/6/2025) memveto draf resolusi DK PBB yang menuntut gencatan senjata segera di Gaza dan pencabutan segera atas semua pembatasan bantuan kemanusiaan.
Hal ini disampaikan Duta Besar Rusia untuk PBB Vassily Nebenzia di New York. Menurut Vassily, kini jelas siapa pihak yang menginginkan perdamaian dan siapa pihak yang ingin “terus bermain permainan politik“.
Sebelumnya draf resolusi DK PBB telah diajukan oleh 10 anggota terpilih Dewan Keamanan PBB, didukung oleh 14 dari 15 anggota dewan. Namun demikian, AS menolak draf resolusi tersebut. Draf resolusi tersebut secara umum berisi pembebasan segera dan tanpa syarat atas semua sandera yang ditahan oleh Hamas dan kelompok-kelompok lain, serta pencabutan segera dan tanpa syarat atas semua pembatasan masuknya bantuan kemanusiaan ke Gaza dan distribusinya secara aman dan tanpa hambatan dalam skala besar.*