Jakarta, CoreNews.id – Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengumumkan bahwa Iran dan Israel telah sepakat untuk melakukan gencatan senjata total, menyusul serangan rudal terbatas dari Iran ke pangkalan militer AS di Qatar.
Mengutip sejumlah pemberitaan internasional, 24/06/2025, serangan itu diklaim sebagai balasan atas pemboman AS terhadap fasilitas nuklir Iran. Namun, kondisi di lapangan menunjukkan bahwa gencatan senjata masih belum jelas pelaksanaannya, karena serangan antara kedua negara terus terjadi.
Batas Waktu yang Dilanggar
Menteri Luar Negeri Iran menyatakan bahwa Iran bersedia menghentikan serangan jika Israel menghentikan aksinya sebelum pukul 4 pagi waktu Teheran, Selasa. Namun, satu jam setelah tenggat itu, sirene serangan udara masih terdengar di Israel dan militer mengonfirmasi adanya peluncuran rudal dari Iran.
Israel belum secara resmi mengakui adanya kesepakatan gencatan senjata, tetapi tidak ada laporan serangan baru ke wilayah Iran setelah batas waktu tersebut. Biasanya, dalam konflik sebelumnya, Israel mempercepat serangan sebelum gencatan senjata dimulai.
Trump: Ini “Perang 12 Hari”
Trump menyebut konflik ini sebagai “12 Day War”, merujuk pada konflik terkenal di tahun 1967, “Perang Enam Hari”, yang memiliki dampak besar bagi politik kawasan dan Palestina. Trump mengatakan gencatan senjata akan dimulai sekitar tengah malam waktu AS Timur (ET) dan akan menjadi “akhir resmi dari perang ini.”
Namun, Menteri Luar Negeri Iran menegaskan bahwa tidak ada kesepakatan resmi soal gencatan senjata, dan keputusan akhir masih menunggu perkembangan.
Serangan Balasan Iran ke Pangkalan AS
Iran menembakkan rudal ke Pangkalan Udara Al Udeid di Qatar, rumah bagi kekuatan udara gabungan AS di kawasan. Trump menyebut serangan ini sebagai “respon yang sangat lemah” karena AS telah diberi peringatan sebelumnya dan tidak ada korban jiwa. Qatar sendiri mengutuk serangan itu sebagai pelanggaran kedaulatan.
Meskipun begitu, Iran mengklaim serangannya setara dengan jumlah bom AS yang dijatuhkan di fasilitas nuklirnya. Serangan ini tampaknya menunjukkan bahwa Iran ingin menyampaikan pesan, tapi juga membuka peluang deeskalasi.
Israel Serang Balik ke Jantung Iran
Di hari yang sama, Israel menyerang markas militer di Teheran serta infrastruktur penjara Evin yang dikenal sebagai tempat penahanan aktivis politik. Militer Israel juga mengklaim menghantam jalan menuju fasilitas pengayaan uranium Fordo — lokasi yang juga dibom AS sebelumnya.
Trump Singgung Perubahan Rezim Iran
Trump menyinggung kemungkinan perubahan rezim di Iran, meskipun Israel membantah ingin menjatuhkan pemerintahan Iran. Trump mengatakan jika rezim saat ini gagal “membuat Iran hebat kembali”, maka opsi pergantian kepemimpinan layak dipertimbangkan.
Korban Jiwa dan Evakuasi Warga AS
Data dari organisasi HAM Iran menunjukkan bahwa serangan Israel ke Iran telah menewaskan 974 orang dan melukai lebih dari 3.400 lainnya, termasuk warga sipil dan pasukan keamanan. Di Israel, setidaknya 24 orang tewas dan 1.000 lebih terluka.
Amerika Serikat telah mengevakuasi sekitar 250 warganya dari Israel, dan masih ada sekitar 700.000 warga AS yang tinggal di sana.