Jakarta, CoreNews.id – Kantor Staf Presiden (KSP) menegaskan Sekolah Rakyat sebagai program revolusioner untuk memutus rantai kemiskinan. Program ini menyasar anak dari keluarga Desil-1 dan Desil-2 atau kelompok termiskin.
“Ini sangat revolusioner. Ini adalah bentuk keberpihakan Pak Prabowo kepada rakyat Indonesia, terutama dari kalangan menengah ke bawah,” ujar Wakil Staf Kepresidenan Muhammad Qodari saat meninjau simulasi Sekolah Rakyat di Sentra Handayani, Jakarta Timur, Rabu (9/7/2025).
Qodari menyebut sebagian besar orang tua calon siswa hanya lulusan SD atau SMP. Tanpa intervensi negara, anak-anak ini berisiko terhenti di jenjang pendidikan yang sama.
Sekolah Rakyat dirancang untuk memutus siklus pendidikan rendah dan membuka akses pendidikan hingga jenjang tinggi. Simulasi berlangsung pada 9–10 Juli 2025 dan program akan dimulai di 100 titik rintisan pertengahan Juli.