Jakarta, CoreNews.id — PT Bank BCA Syariah bukukan kenaikan laba bersih sebesar 12 persen secara tahunan (yoy) menjadi Rp100 miliar per Juni 2025. Pertumbuhan laba ini merupakan hasil dari strategi ekspansi yang terukur dan penggunaan dana murah yang optimal.
Hal ini disampaikan Direktur BCA Syariah Pranata di Jakarta (6/8/2025). Menurut Pranata, margin pendapatan (margin income) BCA Syariah juga dicatat naik 15,6 persen yoy menjadi Rp372 miliar. Pertumbuhan pendapatan ini berasal dari kenaikan pendapatan pembiayaan yang tumbuh 17,4 persen menjadi Rp440 miliar serta pendapatan treasury yang naik 36,2 persen. Selain itu, efisiensi biaya tercermin dari pertumbuhan biaya operasional yang masih terjaga di level 7,7 persen yoy. Beban tenaga kerja naik 9,1 persen dan biaya umum serta administrasi hanya tumbuh 6,5 persen.
Sementara itu, total pembiayaan meningkat 18,2 persen yoy menjadi Rp11,3 triliun, didorong oleh pertumbuhan pesat di segmen konsumer yang melonjak 56,1 persen. Dana pihak ketiga (DPK) tumbuh 24,2 persen menjadi Rp14 triliun dengan komposisi dana murah (CASA) mencapai 40,8 persen dari total DPK. Dan dari sisi rasio keuangan, efisiensi operasional terjaga dengan penurunan Cost to Income Ratio (CIR) menjadi 60,9 persen dari 65,8 persen tahun sebelumnya. Di samping itu, Return on Equity (ROE) naik dari 5,8 persen menjadi 6,4 persen.
Untuk transaksi mobile banking BSya tumbuh 20,1 persen yoy, disertai dengan peluncuran fitur Islami seperti zakat fitrah dan pembelian kurban. Diikuti dengan fitur transaksional, seperti setor tunai cardless dan QRIS dengan metode Customer Presented Mode (CPM).*