Jakarta, CoreNews.id – Perusahaan asuransi global, Allianz Life, baru-baru ini mengonfirmasi menjadi korban serangan siber yang terjadi pada akhir Juli 2025. Insiden keamanan data ini dilaporkan berdampak pada 1,1 juta nasabah, mengakibatkan bocornya informasi pribadi mereka ke publik.
Informasi mengenai kebocoran data ini pertama kali diungkap oleh situs pemantau keamanan siber ternama, Have I Been Pwned, pada Senin (18/8/2025). Laporan ini mempertegas pernyataan resmi Allianz Life sebelumnya yang menyatakan bahwa para peretas berhasil menyusup ke dalam sistem mereka.
Data Sensitif Apa Saja yang Bocor?
Menurut data yang dipublikasikan oleh Have I Been Pwned, informasi pribadi yang berhasil dicuri oleh para peretas mencakup:
- Nama lengkap
- Alamat tempat tinggal
- Nomor telepon
- Alamat email
Jenis data ini sangat berharga bagi pelaku kejahatan siber karena dapat digunakan untuk berbagai aktivitas penipuan, seperti phishing, social engineering, atau bahkan pencurian identitas.
Siapa Saja yang Terdampak?
Serangan siber ini tidak hanya menyasar nasabah biasa. Allianz Life menyatakan bahwa korban peretasan mencakup:
- Sebagian besar dari 1,4 juta nasabah mereka.
- Tenaga profesional keuangan yang berafiliasi.
- Sejumlah karyawan internal perusahaan.
Hal ini menunjukkan bahwa serangan ini bersifat luas dan menyeluruh, menjangkau berbagai pihak yang berhubungan dengan perusahaan.
Respons dan Langkah Allianz Life
Saat ini, investigasi internal masih terus dilakukan untuk mengetahui lebih dalam modus, titik lemah, dan dampak keseluruhan dari serangan ini. Juru bicara Allianz Life menolak memberikan komentar lebih lanjut hingga investigasi selesai.
Sebagai bentuk tanggung jawab, Allianz Life memastikan akan menyediakan layanan perlindungan identitas secara cuma-cuma bagi para individu yang terdampak. Layanan ini diklaim termasuk pemantauan identitas selama dua tahun untuk membantu mendeteksi aktivitas mencurigakan yang menyalahgunakan data mereka.
Serangan Siber pada Perusahaan Global: Tren yang Mengkhawatirkan
Kasus kebocoran data yang menimpa Allianz Life ini bukanlah insiden tunggal. Ia merupakan bagian dari tren yang semakin mengkhawatirkan dimana perusahaan-perusahaan besar global menjadi sasaran empuk serangan siber berskala besar.
Beberapa contoh lain yang terjadi belakangan ini antara lain:
- UnitedHealth Group: Tahun lalu, divisi teknologinya mengalami kebocoran data terbesar dalam sejarah sektor kesehatan AS, yang memengaruhi hingga 192,7 juta orang.
- Microsoft: Pada Juli lalu, peretas berhasil menyusup ke server on-premises Microsoft SharePoint, yang memengaruhi lebih dari 100 organisasi, termasuk lembaga pemerintahan AS. Insiden ini memunculkan kekhawatiran serius mengenai keamanan identitas digital di tingkat global.
Langkah yang Perlu Diambil Nasabah yang Terdampak
Jika Anda adalah nasabah Allianz Life, waspada adalah kunci utama. Berikut adalah beberapa langkah yang bisa Anda ambil:
- Tunggu Informasi Resmi: Pantau komunikasi resmi dari Allianz Life mengenai penawaran layanan pemantauan identitas dan petunjuk lebih lanjut.
- Waspada Email atau SMS Phishing: Jangan mudah klik link atau lampiran dari email atau SMS yang mencurigakan, meskipun mengatasnamakan Allianz. Selalu verifikasi ke sumber yang terpercaya.
- Gunakan Kata Sandi yang Kuat: Segera ubah kata sandi akun online Anda, terutama jika menggunakan kombinasi email dan kata sandi yang sama untuk beberapa layanan.
- Pantak Akun Bank dan Kartu Kredit: Pantau transaksi keuangan Anda secara berkala untuk mendeteksi aktivitas yang tidak dikenal sedini mungkin.
- Aktifkan Autentikasi 2 Faktor (2FA): Gunakan fitur 2FA pada semua akun penting Anda (email, media sosial, perbankan) untuk lapisan keamanan ekstra.
Insiden ini kembali mengingatkan kita semua akan pentingnya keamanan siber dan kewaspadaan dalam melindungi data pribadi di era digital.