Jakarta, CoreNews.id – Menteri Sosial Saifullah Yusuf alias Gus Ipul mengungkapkan bahwa 45 persen program bantuan sosial (bansos) tidak tepat sasaran. Untuk memperbaiki hal tersebut, pemerintah menyiapkan sistem digital berbasis kecerdasan buatan (AI) yang sedang dikembangkan Dewan Ekonomi Nasional (DEN).
“Selama ini, ditengarai, bahkan data menunjukkan program Kementerian Sosial itu ada 45 persen mistargeted, tidak tepat sasaran. Maka, lewat berbagai upaya yang telah dilakukan atas arahan Presiden (Prabowo Subianto), salah satu di antaranya adalah layanan pemerintah berbasis digital yang dibangun oleh Dewan Ekonomi Nasional,” kata Gus Ipul di Jakarta, Selasa (26/8).
Ia mengajak masyarakat tidak hanya mengeluh soal bansos salah sasaran, tapi juga ikut memperbarui data. “Saya ingin mengajak masyarakat, jangan hanya mengeluh, jangan hanya protes, tapi juga aktif untuk ikut memutakhirkan data (penerima bansos),” ujarnya.
Nantinya, masyarakat bisa mengajukan diri atau orang lain sebagai penerima bansos, sekaligus menyanggah jika ada penyaluran yang salah sasaran, melalui aplikasi Government Technology (GovTech) yang tengah disiapkan DEN bersama Kemenkomdig dan KemenPANRB.
Ketua DEN Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan pilot project digitalisasi bansos akan dimulai di Banyuwangi, Jawa Timur, pada pertengahan September 2025. “Nanti September, minggu ketiga, kita sudah melakukan pilot project di Banyuwangi. Presiden (Prabowo) akan datang sendiri,” kata Luhut.
Setelah uji coba berhasil, program akan diperluas ke seluruh Indonesia. “Setelah successful nanti Banyuwangi, kita akan launch seluruh Indonesia. Jadi, semua kita lakukan bertahap, bertingkat, dan berlanjut,” tegas Luhut.