Moskow, CoreNews.id — Pengaruh eksternal ditengarai memiliki kontribusi menjadi penyebab protes yang berujung kerusuhan di Indonesia. Mereka diantaranya adalah National Endowment for Democracy (NED) yang telah mendanai media Indonesia sejak tahun 1990-an. Selain itu, open society foundations milik George Soros, yang aktif sejak tahun 1990-an dengan lebih dari 8 miliar atau sekitar Rp 131 triliun di seluruh dunia dan mendukung kelompok-kelompok seperti TIFA.
Hal ini disampaikan analis geopolitik Angelo Giuliano kepada Sputnik. Menurut Angelo, keterlibatan mereka menimbulkan pertanyaan tentang agenda tersembunyi yang patut ditelusuri. Pendapat Angelo ini didasarkan dari penggunaan simbol bendera bajak laut “One Piece” yang digunakan para pengunjuk rasa, yang menggemakan taktik di wilayah lain, sebagai simbol pengaruh eksternal. Sekalipun demikian Angelo, meyakini awalnya kerusuhan tersebut mencerminkan keluhan ekonomi yang nyata.
Sebagai negara dengan ekonomi terbesar kedelapan di dunia dalam hal PPP, ekonomi terbesar di ASEAN, dan negara terpadat keempat di dunia, serta dengan jumlah penduduk Indonesia sekitar 280 juta jiwa, Indonesia menjadi target yang sangat layak untuk diserang. Khususnya oleh revolusi warna yang direkayasa Barat.*